x
x

Andropause. Fase Pria Sudah Bosan Menikmati Surga Dunia

Sabtu, 07 Jun 2025 11:33 WIB

Reporter : Redaksi

Bayangkan seorang lelaki parobaya yang dulunya gemar guyon, melempar humor receh alu mendadak berubah gaya sok alim. Ia kini rajin ke tempat ibadah, berpakaian bak calon penghuni surga lengkap dengan KTP-nya, dan senyumnya diubah religius. Melihat itu jangan langsung suudzon. Ini  bukan pencerahan spiritual melainkan gejala  menurunnya hormon testosteron alias andropause. Hormon testosteron berfungsi membangun vitalitas seksual dan produksi sperma.

Andropause adalah fase biologis, dimana tubuh lelaki mulai memutus kontrak kerjasama dengan hormon kebanggaan mereka: testosteron. Akibatnya? Gairah hidup menurun, semangat kerja melempem, ranjang terasa seperti ranjau, "si Joni" enggan  berdiri dan tubuh pelan-pelan berubah gendut.

Fenomena ini biasa melanda usia 40 tahun. Namun, berbeda dengan menopause pada wanita yang kadang justru membawa “angin kedua” kebebasan. Andropause lebih mirip musim kemarau panjang, kering, lesu  dan kehilangan sensasi.

LIBIDO - DOA

Tak sedikit lelaki yang memasuki fase ini kemudian mendadak religius. Tentu saja bukan salah agama  tetapi karena tubuhnya mulai malas diajak bersenang-senang. Musik rock diganti dengan murottal, novel-novel diganti kitab-kitab tafsir, hobi menggoda istri diganti dengan berdzikir di teras rumah sambil memandangi lampu kampung.

Bahkan ada yang mulai rajin membaca buku primbon atau cerita kehidupan sesudah mati, seolah-olah akhirat sedang promosi diskon besar-besaran yang bisa ditebus dengan pasrah dan sabar. Padahal, jika kita bersandar pada data ilmiah sejak Bumi ini terbentuk 3,7 miliar tahun silam hingga manusia muncul secara evolusi 430 juta tahun lalu, kehidupan setelah mati masih sebatas fantasi spiritual. Belum pernah ada testimoni yang valid dari alumni kehidupan pasca-kematian.

Namun imajinasi surga ini tumbuh subur di kalangan pria andropause. Seolah-olah setelah mati mereka akan mendapatkan ‘kehidupan kedua’ dengan penampilan ala pemuda dengan jadwal bercinta full time dengan bidadari. Aneh bin lucu, padahal selama di dunia ketika disuruh belanja ke pasar saja sudah ngos-ngosan.

Mari tengok kisah Pak Tris, 55 tahun, pensiunan PNS yang kini lebih sering tidur siang daripada menikmati waktu. Dulu ia suka berkebun, menonton film, bahkan menggoda istrinya dengan rayuan jadul. Kini? Ia mendadak sok pasrah, bilang hidup ini fana. Sering menyebut “ajal adalah takdir indah”. Istrinya bingung, anak-anaknya sedih, dan para tetangga menganggap Pak Tris “kena sambet kecubung”.

Padahal ia hanya butuh jalan-jalan, makan sate kambing, mungkin juga perlu konsultasi dokter serta Viagra dengan dosis kecil. Seorang teman pernah bilang, "Pak Tris  kehilangan gairah bukan karena usia  tapi karena tidak tau cara menikmati hidup." Sebab andropause bukan vonis mati tapi sinyal bahwa kita harus mulai bersikap bijak atas perubahan tubuh.  Bukan malah menyerah lalu berdoa agar segera “dijemput”.

MANUPAUSE,  LAIN

Yang menarik adalah  wanita yang memasuki menopause justru merasakan kebebasan baru. Tak perlu lagi takut hamil, tak repot menstruasi dan libidonya justru meningkat. Menurut dr. Ryu Hasan, ahli bedah saraf dan neuroscience yang juga aktif menyebarkan edukasi lewat kanal YouTube.  Wanita menopause justru seperti mendapat “second wind”, angin segar kedua yang membebaskan dan membahagiakan. Makanya jangan heran kalau usia harapan hidup wanita lebih panjang dari pria. Sebab, mereka tau cara menikmati hidup dengan senang hati, bukan berserah diri seperti rindu liang lahat.

MENIKMATI HIDUP

Jangan lupakan satu fakta penting, nenek moyang kita hanya hidup sampai usia 30-an tahun. Mati karena infeksi, bencana atau melahirkan. Tapi sekarang, kita punya teknologi medis, suplemen, vaksin dan pengetauan. Maka wajar kalau usia harapan hidup manusia modern melesat ke angka 80 tahun.

Lalu, mengapa pria andropause sudah merasa tamat di usia 50?

Menurut dr. Ryu, andropause tak perlu diterapi secara medis kecuali parah. Tetapi perlu disikapi secara mental dan gaya hidup agar gemar berolahraga teratur, menikmati hiburan, tertawa lepas dan menjauhi racun seperti rokok dan pikiran negatif.

“Kalau perlu gunakan Viagra, asal terukur dan sesuai kebutuhan. Itu perlu untuk  memperbaiki kualitas hidup dan kesehatan pembuluh darah,” tutur Ryu dengan santai namun tegas. Jangan mati sebelum waktunya. Hidup ini, kata orang bijak, adalah surga yang harus dinikmati sebelum pintu keluar diketuk. Wahai para pria yang andropause, jangan langsung merasa tua dan usang.

Kalau hidup bisa diperpanjang dengan tertawa, berolahraga, bercinta dengan  gembira, mengapa harus buru-buru  minta dijemput malaikat maut? Toh surga yang nyata masih di sini, di meja makan, di atas ranjang, di pangkuan anak dan cucu, di antara canda tawa teman-teman. Maka jangan sia-siakan perintah Tuhan agar menikmati hidup dengan suka ria.

Penulis : Rokimdakas

Wartawan & Penulis

Kanal Kolom adalah halaman khusus layanan bagi masyarakat untuk menulis berita lepas

Redaksi Jatimkini.com tidak bertanggungjawab atas tulisan tersebut

 

 

 

 

Editor : Redaksi

LAINNYA