Reporter : Achmad Arif
JATIMKINI.COM, Cabang olahraga ( cabor ) beladiri Mixed Martial Arts ( MAA ) kini mulai banyakn dicendrungi kaum anak muda di beberapa provinsi maupun daerah. Namun, peran pemerintah dalam mendukung cabor tersebut masih kurang maksimal padahal cabor MMA sendiri seduah mendunia.
Hal itu diungkapkan Sekeretaris Jendral PP IBCA MMA, Maraden Lumbantoruan di sela event Kejuaraan Nasional ( Kejurnas ) Junior dan Open Turnamen Youth IBCA MMA 2025 di Surabaya kemarin.
Maraden mengakui, walaupun dua tahun kemarin cabor MMA sudah diakui oleh KONI Pusat. Namun, setiap pergelaran event MMA tingkat daerah maupun nasional peran pemerintah dalam mendukung masih kurang maksimal sehingga, pihaknya harus mengeluarkan anggaran secara mandiri. Walupun demikian kata Maraden, pemerintah sudah mendukung dengan kehadiran cabor MMA ini
"Kami harus bekerja keras untuk membangkitkan cabor MMA ini. Tujuannya, kami mencari bibit-bibit baru atlit MMA untuk kancah Internasional. Kedepan kami berharap, pemerintah lebih maksimal lagi mendukung cabor ini," ucap pria ini.
Lebih lanjut Maraden mengatakan, bahwa event Kejuaraan Nasional ( Kejurnas ) Junior dan Open Turnamen Youth IBCA MMA 2025 yang berlangsung di Surabaya selama tiga hari (15,16, dan 17 Mei 2025.) pertama kali di lakukan di Indonesia. Tercatat hampir 200 atlit lebih dari total 21 provinsi yang mengkuti kejurnas MMA di Surabaya.
"Nantinya kami akan menyaring para atlit untuk mengikuti event MMA di Libanon. Walaupun atlit MMA cukup kuat tetapi kami optimis para atlit MMA kita bisa mengimbangi perlawan para atlit MMA asing. Semoga," kata Maraden
Seperti diketahui, ajang Kejuaraan Nasional ( Kejurnas ) Junior dan Open Turnamen Youth IBCA MMA 2025 yang di gelar di Surabaya kemarin merupakan pertama kali di Indonesia. Dalam Kejurnas Junior dan Open Turnamen Youth IBCA MMA 2025 kompetisi ini mempertandingkan empat kategori usia yaitu, Youth C (12–13 tahun), Youth B (14–15 tahun), Youth A (16–17 tahun), dan Junior (18–20 tahun), masing-masing dengan sejumlah kelas berat dan diikuti 21 provinsi. Semua pertandingan mengacu pada regulasi International Mixed Martial Arts Federation (IMMAF) yang telah disesuaikan oleh KONI Pusat.
Editor : Ali Topan