Reporter : Rochman Arief
JATIMKINI.COM, Sepuluh kelurahan di Surabaya bakal memiliki koperasi seiring dengan adanya dukungan dari lintas kementerian. Sedikitnya ada sepuluh kelurahan sebagai pilot project yang bakal memiliki koperasi.
Kesepuluh kelurahan yang musyawarah kelurahan khusus itu meliputi Mojo, Babat Jerawat, Tanah Kali Kedinding, Ngagel Rejo, Tandes, Semolowaru, Penjaringansari, Tambakrejo, Manukan Wetan, dan Ketintang, pada Rabu (30/4/2025).
Musyawarah kelurahan khusus (Muskelkus) yang berlangsung di kantor Kelurahan Tambakrejo ini dihadiri Direktur Dana Desa, Insentif, Otonomi Khusus dan Keistimewaan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jaka Sucipta dan Staf Ahli Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Pangan, Sugeng Santoso.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopumdag) Surabaya, Dewi Soeriyawati menjelaskan bahwa pembentukan koperasi di Tambakrejo ini merupakan salah satu dari total 153 kelurahan di Kota Pahlawan.
Sebagai pelaksanaan awal, Pemkot Surabaya memilih 10 kelurahan sebagai pilot project. “Kami menargetkan seluruh kelurahan harus sudah membentuk koperasi pada 12 Juli mendatang, tepat di Hari Koperasi,” ujar Dewi.
Dewi menambahkan bahwa kesepuluh kelurahan yang menjadi pilot project ini sudah memiliki kegiatan Padat Karya. Kegiatan ini selanjutnya dikembangkan melalui Koperasi Merah Putih.
“Sebetulnya (terbentuknya koperasi) mengembangkan yang sudah ada. Koperasi Merah Putih akan memiliki detail operasional yang lebih terstruktur, termasuk pengawasan dari lurah dan model pengelolaan yang jelas,” Dewi menambahkan.
Lebih lanjut, Dewi menyampaikan, Koperasi Merah Putih ini akan fokus pada tujuh kegiatan utama. Tetapi, dalam pelaksanaannya akan dilakukan sesuai kebutuhan masing-masing kelurahan. Misalnya Kelurahan Tambakrejo fokus pada sembako karena, sebelumnya sudah menjadi operator dari Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
“Memang ada tujuh kegiatan sesuai instruksi presiden, antara lain sembako, klinik, apotek, co-op stores. Untuk Surabaya kami menyesuaikan, karena sudah ada beberapa kelurahan yang memiliki mekanisme penanganan sembako, seragam, dan paving melalui padat karya,” lanjut Dewi.
Pihaknya memastikan bahwa kegiatan koperasi akan terus berkembang. Langkah tersebut akan didukung dengan pendampingan dan pelatihan dari Dinkopumdag.
Dewi menerangkan skema pemodalan mendapat pendampingan dari Bank Tabungan Negara (BTN). Hanya saja nilainya akan disesuaikan dengan kebutuhan koperasi melalui Muskel. Selain itu, Dinkompumdag menyerahkan mekanisme kepada anggota sesuai hasil musyawarah.
Adanya program Koperasi Merah Putih, Dewi berharap dapat memberi manfaat kepada masyarakat dalam mengembangkan koperasi. “Lewat program ini semakin menegaskan bahwa koperasi bukan hanya tentang simpan pinjam, tetapi memberi manfaat berdasrakan kegiatan,” ia memungkasi.
Editor : Rochman Arief