x
x

Pinjol. Dicaci Tapi Dicari

Rabu, 25 Des 2024 18:36 WIB

Reporter : Redaksi

Fenomena pinjaman online (pinjol) telah menjadi ironi besar dalam kehidupan masyarakat kita. Di satu sisi, ia dicaci karena menjebak banyak korban dalam jerat utang dengan bunga mencekik. Di sisi lain ia tetap dicari sebagai solusi instan atas himpitan ekonomi. Pinjol mengisi kekosongan yang tidak terjangkau oleh pegadaian maupun  lintah darat.

Korban pinjol sudah berjatuhan bahkan hingga mengambil langkah tragis seperti bunuh diri atau mengalami gangguan jiwa. Fenomena ini menyisakan duka mendalam di tengah negeri yang sering disebut "gemah ripah loh jinawi." Ironis.

HANYA METAFORA
Ungkapan gemah ripah loh jinawi sering digunakan sebagai metafora kebahagiaan dan kemakmuran negeri. Namun jika kita renungkan lebih dalam, apakah konsep itu realistis atau hanya metafora yang terlalu tinggi untuk diwujudkan dalam sekejap?

Sejarah menunjukkan, untuk membangun negara sejahtera membutuhkan proses panjang dan penuh tantangan. Negara-negara maju tidak menjadi seperti sekarang hanya dalam beberapa dekade.

Mereka melalui masa-masa sulit, menyempurnakan tata kelola negara dan mendewasakan pola pikir bangsa selama berabad-abad.

Sayangnya kita sering tidak sabar dalam memahami proses ini. Media sosial memperburuk keadaan dengan menciptakan perbandingan semu atas kemakmuran negara lain yang kemudian dijadikan bahan perdebatan tanpa solusi konkret.

TANTANGAN BANGSA
Pinjol adalah cerminan dari berbagai masalah mendasar yang belum tuntas diatasi, yakni kesenjangan ekonomi, pendidikan yang belum merata hingga minimnya literasi keuangan.

Di sinilah negara harus hadir dengan kebijakan yang lebih solutif. Seperti mengawasi secara ketat operasional pinjol, memberikan edukasi keuangan dan memperbaiki sistem ekonomi agar masyarakat tidak lagi terjebak dalam pilihan yang mematikan.

Namun, menyelesaikan masalah ini tidak bisa dilakukan dengan cara instan. Proses pendewasaan bangsa membutuhkan waktu, mungkin hingga 100 tahun usia kemerdekaan, sebagaimana yang dialami oleh negara-negara maju.

EVOLUSI AGAMA
Di tengah perjalanan bangsa ini akan muncul perubahan besar dalam cara berpikir. Yaitu adanya evolusi agama. Fenomena tersebut akan membawa masyarakat kita pada pemahaman yang lebih rasional dan mendalam tentang kehidupan tanpa terlalu terjebak pada dogma yang mengabaikan sains, teknologi, dan ekonomi.

Hidup membutuhkan keilmuan yang mampu menyelesaikan masalah kenyataan hidup, bukan sekadar janji kebahagiaan sesudah mati. Generasi Z, sebagai pelaku sejarah masa depan  memiliki tanggung jawab besar untuk membawa perubahan ini.

Memang jalan kita masih jauh dari harapan namun bukan berarti kita berhenti berjuang. Setiap langkah kecil yang kita lakukan hari ini akan menjadi pijakan bagi generasi mendatang.

Mari melihat segala permasalahan dengan kepala dingin, tidak terjebak pada perbandingan semu dan fokus pada upaya membangun masa depan yang lebih baik.

Karena pada akhirnya gemah ripah loh jinawi bukan sekadar mimpi melainkan hasil kerja keras bersama yang diwariskan kepada generasi penerus kita.

Penulis : Rokimdakas
Wartawan & Penulis

Kanal Kolom adalah halaman khusus layanan bagi masyarakat untuk menulis berita lepas.

Redaksi Jatimkini.com tidak bertanggungjawab atas tulisan tersebut

Editor : Redaksi

LAINNYA