x
x

Jed'Derrrrr…!! Hasto Tersangka KPK

Selasa, 24 Des 2024 20:00 WIB

Reporter : Redaksi

Ludruk politik makin riuh. Ketika pentas politik Indonesia disandingkan dengan ludruk rasanya tidak ada yang keliru. Apalagi kalau tokoh utamanya adalah Hasto Kristiyanto, sang Sekjen PDIP yang belakangan ini menjadi bintang utama drama politik dengan lakon "Karma Politik"

Seperti aktor ludruk kawakan, Hasto piawai memerankan berbagai peran. Dari jagoan penuh percaya diri hingga korban yang menangis tersedu-sedu untuk mencoba meyakinkan penonton bahwa dirinya hanya "anak baik-baik yang salah paham." Tapi sayang, kali ini perannya sebagai "pahlawan banteng" mendadak ambruk bersama kandang banteng. Karma, rupanya adalah sutradara yang tidak kenal kompromi.

DRAMA BANTENG

Tak lama setelah Bambang 'Pacul' Wuryanto, si "Korea Banteng"  memperingatkan untuk tidak mengganggu orang baik, suara-suara sumbang dalam PDIP malah kian nyaring. "Mati lu!" kata Pacul lantang. Tapi siapa sangka, yang dimaksud "orang baik" ternyata adalah presiden ketujuh Jokowi, yang dianggap membawa angin segar ke partai ini.

Bukannya introspeksi, Hasto justru semakin percaya diri mengusir Jokowi, Gibran juga Bobby dari kandang banteng. Seolah PDIP tanpa mereka adalah jaminan kemenangan. Nyatanya? Pilpres dan Pilkada 2024 menjadi panggung tragis bagi PDIP. Ludes. Kalau wong ludruk nyebut, "Lembut rek!"

SPRINDIK

Tanggal 23 Desember 2024 menjadi babak baru dalam hidup Hasto. Selembar surat pemberitauan dimulainya penyidikan (SPDP) dari KPK datang seperti bledheg sigar, amat telak menampar. Dalam surat itu, namanya resmi tercatat sebagai tersangka. Rupanya ini merupakan klimaks dari drama panjang yang melibatkan dirinya, Harun Masiku — tokoh yang diibaratkan sebagai hantu politik Indonesia — serta  mantan Komisioner KPU RI, Wahyu Setiawan.

Dakwaannya? Tidak main-main. Pasal 5 ayat (1) huruf a atau b, serta Pasal 13 UU Tipikor. Suap yang diduga diberikan demi kursi DPR lewat pergantian antar waktu (PAW) mengukuhkan bahwa politik Indonesia memang lebih menyerupai pasar sapi daripada  demokrasi.

PANGGUNG AKHIR

Drama ini bukan sekadar hiburan politik. Bagi rakyat ini adalah pengingat. Bahwa ludruk politik ini sudah terlalu sering dimainkan. Jika sebelumnya aktor-aktornya bebas keluar panggung tanpa konsekuensi, era baru di bawah Presiden Prabowo Subianto tampaknya punya rencana lain. Ekspose perkara oleh KPK yang baru dilantik menjadi pembuka lembaran baru.

Publik tidak lagi mudah ditipu dengan  tangisan buaya atau narasi "saya dizalimi." Penonton kini lebih kritis, lebih skeptis, matanya melek. Mereka tau di balik layar panggung banyak  agenda  besar yang dimainkan oleh para aktor demi keuntungan pribadi.

Apakah ini akhir dari panggung Hasto? Seperti ludruk, akhir cerita bisa beragam tergantung naskah yang ditulis sutradara. Tapi satu hal pasti, publik tidak lagi menonton dengan pasrah. Kini  setiap adegan dipandang dengan sorot mata tajam, setiap tangisan dianggap drama dan setiap pembelaan ditelanjangi dengan satire.

Hasto sang aktor utama sedang  menghadapi panggung yang lebih besar, yakni panggung pengadilan. Di situ tidak ada tempat bagi lakon-lakon politik picisan. Semuanya berupa fakta dan konsekuensi.

Ah... politik Indonesia benar-benar seperti ludruk, lucu, ironis, kadang menyedihkan. Tapi setidaknya, kita masih bisa mendengar sampak kendang, "Ding tak tong .... Jed'Derrrrr…!"

 

Penulis : Rokimdakas
Wartawan & Penulis

Kanal Kolom adalah halaman khusus layanan bagi masyarakat untuk menulis berita lepas.

Redaksi Jatimkini.com tidak bertanggungjawab atas tulisan tersebut

Editor : Redaksi

IDUL ADHA 2025
Kopilot
LAINNYA