JATIMKINI.COM, Pasar Seni Lukis Indonesia (PSLI) yang awalnya digelar di Balai Pemuda (2008) kemudian beralih ke Jatim Expo hingga berlangsung ke-14 di tahun 2024. Menurunnya animo pengunjung maupun transaksi, pihak penyelenggara ingin kembali ke Balai Pemuda. Harapannya akan ada penyegaran pasar.
Berkat kontinuitas penyelenggaraan PSLI, Pemprov Jatim memberikan subsidi sewa gedung senilai Rp 330 juta. "Kami tidak menerima uangnya. Pihak Pemprov berurusan langsung dengan menejemen gedung. Sedangkan kontennya tanggung jawab kami," tutur ketua penyelenggara, M. Anis, pengasuh Sanggar Merah Putih, pengelola portal ngopibareng.com.
Pada gelaran PSLI ke-14 berlangsung dari tanggal 8 hingga 17 November 2024 di Jatim Expo Surabaya berisi 130 stan dengan jumlah pelukis sekitar 200 orang yang memasarkan karyanya. Evy Afianasari, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Provinsi Jawa Timur membuka peresmiannya.
Dalam perbincangan santai Anis mengatakan, bahwa sampai hari kelima sebanyak 130 lukisan terjual, sebagian besar diborong oleh Agus Salim. Perupa asal Semarang tersebut kini menjadi art dealer yang memasarkan lukisan di beberapa bandara selain art shop miliknya.
Dari sekian gelaran, PSLI 2018 yang mencatat rekor transaksi tertinggi hingga Rp 5 milyar. Sedangkan transaksi terendah pada pasca bencana Covid tahun 2023, hanya 70 lukisan terjual. "Kondisi perekonomian global ketika itu benar-benar babak belur sehingga berdampak pada pemasaran karya seni," terang Anis.
Mengamati animo pengunjung yang cenderung menurun timbul pemikiran untuk menggeser penyelenggaraan PSLI kembali di Balai Pemuda. "Dengan nilai anggaran yang diberikan sebesar Rp 330 juta, jika digelar di Balai Pemuda akan bisa membiayai seluruh ruang yang dibutuhkan. Seperti gedung utama, selasar, alun-alun maupun galeri DKS," kata Anis.
Lebih lanjut ditegaskan "Kami menghindari pola gratisan. Karena Balai Pemuda dijadikan sumber APBD maka kami akan membayar semua ruang yang dibutuhkan sehingga bisa otonom untuk menggelar kesenian lainnya."
KISAH AWAL PSLI
Pasar Seni Lukis Indonesia awalnya dicetuskan oleh M. Anis bersama Teddy, mereka berbagi tugas mewujudkan gagasan besar untuk menggelar pasar lukisan di Surabaya.
Ketika itu Anis yang bekerja di tabloid Detik pimpinan Erros Djarot menemui Teddy, pelukis Surabaya yang membuka stan di pasar seni Ancol Jakarta (PSAJ). Dari beberapa pertemuan, mereka sepakat untuk menduplikasi PSAJ di Surabaya dengan format berbeda.
Pembagian tugasnya, Anis menangani menejemen sedangkan Teddy menggalang peserta di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur hingga Bali. Pada awal penyelenggaraan di Balai Pemuda, antusias peserta maupun pengunjung sangat bagus. Nilai transaksinya hingga milyaran rupiah. Setelah berlangsung beberapa kali, pihak pengelola BP tidak lagi mengizinkan PSLI sehingga pundah ke Jatim Expo, jl A. Yani 99 Surabaya.
Keinginan pindah kembali ke Balai Pemuda kiranya senapas dengan harapan pihak Pemprov ketika mengamati sepinya suasana saat pembukaan PSLI 2024. Dengan kepindahan ke Balai Pemuda kemungkinan besar PSLI bisa menciptakan suasana lebih segar.
Editor : Ali Topan