Reporter : Rokimdakas
JATIMKINI.COM, Dalam lanskap energi nasional, Indonesia melihat pentingnya peran kolaborasi antara perusahaan pemasok energi dengan industri strategis untuk mendorong hilirisasi yang ramah lingkungan. PT PLN (Persero), sebagai salah satu aktor utama dalam transisi energi di Indonesia menyatakan komitmennya untuk mengakselerasi pengembangan hidrogen.
Kesadaran global untuk mengurangi dampak polusi industri dari bahan bakar konvensional kini menjadi perhatian utama dunia. Dengan meningkatnya kebutuhan energi akibat pertumbuhan populasi dan industrialisasi, muncul urgensi untuk beralih dari pembangkit listrik tradisional menuju energi terbarukan.
Sumber energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, panas bumi maupun hidroelektrik, hadir sebagai solusi ramah lingkungan seiring dengan kemajuan teknologi dengan terus meningkatkan efisiensi. Inilah kebutuhan masa depan yang tak bisa dielakkan.
Dalam membaca tantangan masa depan, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menyatakan, PLN terus berupaya menjadi katalisator dalam mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.
"Kami telah menghindarkan emisi sebesar 3,7 miliar ton CO2 melalui inovasi dan transformasi. Ke depan, PLN akan terus mengembangkan energi bersih, salah satunya melalui hidrogen," jelas Darmawan.
Sebagai pengendali arus utama, PLN juga memperkuat komitmen ini dengan menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Hidrogene De France (HDF) Energy untuk mengembangkan ekosistem hidrogen. Kerja sama ini menandai langkah strategis bagi Indonesia dalam memanfaatkan hidrogen sebagai energi alternatif yang bersih.
Mathieu Geze, Director HDF Energy for Asia menyatakan kegembiraannya atas kemitraan yang dibangun. Serta optimis bahwa kolaborasi ini akan mengukuhkan posisi Indonesia dalam proyek hidrogen hijau di Asia-Pasifik.
Koordinator Pelayanan dan Pengawasan Usaha Aneka Energi Baru Terbarukan Kementerian ESDM, Muhamad Alhaqurahman Isa, menyatakan bahwa hidrogen dapat menjawab tantangan distribusi energi di Indonesia.
"Sebagai negara kepulauan, kita menghadapi tantangan transmisi energi. Hidrogen memungkinkan energi disimpan dan didistribusikan ke daerah yang membutuhkan," jelas Isa. Ia juga menyoroti potensi hidrogen untuk mendukung target dekarbonisasi dan memperluas pangsa pasar ekspor.
MEMIMPIN ASIA
Dalam mempertajam pencapaian target tersebut, lPLN Indonesia Power (PLN IP) juga aktif mengembangkan inovasi energi terbarukan. Melalui program cofiring, PLN IP mengurangi ketergantungan pada batu bara seraya menggunakan biomassa. Selain itu, PLN IP juga meluncurkan Green Hydrogen Plant (GHP) di beberapa lokasi pembangkit yang berfokus pada hidrogen hijau sebagai upaya mengurangi emisi di sektor transportasi dan industri. Inovasi ini tidak hanya diakui di tingkat nasional tetapi juga diakui secara global, termasuk Asian Power Awards 2024.
Sikap optimis Indonesia sangat beralasan karena memiliki sumber daya energi terbarukan yang melimpah Dengan begitu akan mampu memainkan peran penting dalam ekonomi hidrogen global.
Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PLN, Hartanto Wibowo memperkirakan, bahwa hidrogen akan mendominasi permintaan energi global pada 2050 serta potensi Indonesia menjadi pemimpin di Asia Tenggara. "PLN berperan dalam pengembangan hidrogen dan menginisiasi strategi percepatan penggunaan hidrogen dalam transisi energi," kata Hartanto menandaskan.
Komitmen PLN dalam memajukan energi terbarukan dan hidrogen tidak hanya tentang keberlanjutan tetapi juga merupakan langkah untuk menjawab tantangan perubahan iklim global. Dengan terus membangun jaringan kolaborasi, PLN menunjukkan bahwa masa depan energi bersih di Indonesia berada dalam jangkauan. Tingkat kesulitannya tidak begitu berat dalam menggerakkan industri berdasar energi ramah lingkungan yang berkelanjutan.
Editor : Ali Topan