x
x

OJK Kirim Pesan untuk Calon Kepala Daerah, Prioritasnya Bukan Kaleng-kaleng

Sabtu, 05 Okt 2024 09:26 WIB

Reporter : Rochman Arief

JATIMKINI.COM, Pemilihan kepala daerah serentak bisa memberi pengaruh terhadap kinerja industri jasa keuangan di Jawa Timur. Sebab, kebijakan kepala daerah terpilih bisa saja memberi efek terhadap penanaman modal ke depannya.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jawa Timur telah mengirim message kepada para kandidat, agar iklim investasi on the track. Salah satunya mengoptimalkan tim percepatan akses keuangan daerah (TPKAD) yang sudah terbentuk.

Menurut Direktur Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, Pelindungan Konsumen dan Layanan Manajemen Strategis OJK Jawa Timur, Dedy Patria bahwa TPAKD perlu diperkuat guna meningkatkan literasi keuangan.

“Kami optimis industri jasa keuangan akan lebih baik, mengingat para kandidat juga bukan orang baru di daerah masing-masing,” katanya dalam pesan singkat, Sabtu (5/10/2024).

Ia menitip pesan kepada calon kepala daerah agar sektor perbankan diperkuat. Penguatan ini bisa dilakukan melalui pemegang saham eksisting maupun melalui merger atau konsolidasi. Terlebih sektor perbankan masih menjadi episentrum dari pertumbuhan investasi yang bersumber dari berbagai lini.

Berdasar data yang ia sampaikan, perbankan memiliki kinerja yang cukup bagus. Di mana rasio kecukupan modal di atas aman. Demikian risiko kredit dan likuiditas menunjukkan tren yang sehat dan terkendali.

“Selain itu, pasar modal akan terus kami dorong pertumbuhannya di Jatim. Terus terang pasar modal menjadi penting lantaran memiliki potensi yang masih bisa digali,” imbuh alumnus Universitas Gadjah Mada itu.

OJK Jatim, lanjut Dedy, telah merangkul Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk meningkatkan literasi pasar modal ke masyarakat dan pengusaha. Kolaborasi ini diharapkan bisa menguatkan pasar modal di Jatim selepas pemilihan kepala daerah.

Hasilnya cukup positif. Di mana jumlah emiten yang sudah IPO hingga Juli 2024 mencapai 54, dengan dana terhimpun Rp13,68 triliun. Dari jumlah tersebut, emiten industri pengolahan masih mendomasi dengan 25 perusahaan, dan dana yang terhimpun total Rp8,9 triliun.

“Sampai Juli 2024 sudah ada 24 calon emiten yang masuk IDX Incubator. Calon-calon ini telah dibimbing untuk dapat melantai di BEI,” Dedy memungkasi.

Dedy, dalam paparannya di sela media gathering di Semarang 3-4 Oktober 2024, menyebutkan bahwa kinerja industri jasa keuangan Jatim hingga Agustus 2024 masih resilien.

Rasio kecukupan modal untuk bank umum 30,32 persen, BPR 39,66 persen dan BPR Syariah 28,7 persen. Begitu juga dengan risiko kredit masih di bawah batas ketentuan, yakni 5 persen. Kecuali pemodalan ventura yang mencapai 6,02 persen, tetapi masih dianggap aman.

 

Editor : Rochman Arief

LAINNYA