x
x

HSBC Lirik Peluang Ekonomi Digital Surabaya di Pasar Global

Jumat, 13 Sep 2024 11:52 WIB

Reporter : Peni Widarti

JATIMKINI.COM, HSBC Indonesia tengah melirik besarnya potensi pengembangan ekonomi digital di Kota Surabaya di pasar global yang lebih besar, khususnya Asean.

Senior Economist and Founder CORE, Hendri Saparini mengatakan selama ini Kota Surabaya sudah lama menjadi hub ekonomi di Kawasan Timur Indonesia. Seharusnya, potensi ini bisa digabungkan dengan perluasan pasar di Asean, sebab Indonesia sendiri telah memiliki kesepakatan kerja sama ekonomi dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

“Kota Surabaya memiliki potensi yang besar untuk mendorong perekonomian di Indonesia melalui berbagai sektor penting seperti perdagangan, manufaktur, dan jasa. Surabaya juga daya dukung untuk kota jasa, kalau Asean punya Singapura yang jadi tempat investasi, seharusnya Surabaya bisa jadi potensi untuk pintu khusus bagi Asean untuk ke kawasan timur Indonesia,” ujarnya dalam Media Briefing HSBC Summit Surabaya, Kamis (12/9/2024).

Selain sebagai kota yang strategis, lanjutnya, Surabaya juga menjadi kota terbesar kedua setelah Jakarta sehingga bisa fokus sebagai kota jasa, misalnya di sektor pariwisata mulai dari hotel dan restoran, termasuk sektor digital.

“Semua itu musti difokuskan dalam 5 - 10 tahun ke depan, karena Surabaya tidak cuma kota besar tapi kota modern yang didukung dengan pelayanan publik dan digital zone dan while connected, jadi itu modal yang dimiliki Surabaya sudah sangat cukup,” ucapnya.

Kepala Bidang Pengemabnagn Keuangan Digital Kadin, Pandu Sjahrir memaparkan, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Surabaya untuk menjadi pusat digital terdepan adalah pengembangan infrastruktur.

Meskipun Surabaya telah membuat langkah signifikan dengan inisiatif seperti program Surabaya Smart City, infrastruktur digital di beberapa daerah masih belum berkembang. Sebagai contoh, menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), hanya sekitar 50% penduduk Indonesia, terutama di daerah pedesaan, yang memiliki akses ke koneksi internet yang cepat dan dapat diandalkan. 

“Meskipun pusat-pusat kota seperti Surabaya telah terhubung dengan lebih baik, perluasan jaringan broadband dan 5G di seluruh wilayah ini sangat penting untuk mengubahnya menjadi pusat digital. Pemerintah menargetkan cakupan 5G untuk semua kota besar pada 2025, tetapi masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan ini,” ucapnya.

Selain itu, masih terdapat kekurangan tenaga kerja yang terampil secara digital, terutama di bidang-bidang seperti ilmu data, keamanan siber, dan AI meski Surabaya memiliki sistem pendidikan yang mapan.

Menurut laporan Bank Dunia 2022, hanya 20% tenaga kerja Indonesia yang dianggap melek digital. Untuk mengatasi hal ini, Surabaya harus berinvestasi besar-besaran dalam pendidikan dan pelatihan kejuruan. Berkolaborasi dengan perusahaan teknologi, universitas, dan organisasi internasional untuk menyediakan program peningkatan keterampilan digital dapat membantu menjembatani kesenjangan ini.

Terakhir, regulasi terkait perlindungan data dan keamanan siber muncul sebagai hambatan yang signifikan. Meskipun Indonesia telah mengesahkan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) 2022, yang selaras dengan standar internasional seperti GDPR Uni Eropa, implementasinya masih menjadi tantangan.

“Surabaya perlu bekerja sama dengan otoritas nasional untuk memastikan bahwa bisnis yang beroperasi di kota ini mematuhi undang-undang perlindungan data, sekaligus memfasilitasi inovasi di bidang fintech, e-commerce, dan sektor digital lainnya,” imbuhnya.

Head of Global Trade Solutions HSBC Indonesia, Delia Melissa mengatakan HSBC ingin mendukung transformasi ini dengan menawarkan berbagai produk keuangan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan sektor-sektor yang sedang berkembang.

Sebagai contoh, di sektor teknologi, HSBC telah membantu perusahaan rintisan dan perusahaan teknologi untuk berkembang dengan menyediakan modal ventura, pembiayaan pertumbuhan, dan layanan konsultasi.

“Kemitraan HSBC baru-baru ini dengan akselerator teknologi di Indonesia bertujuan untuk mendorong inovasi di kota-kota seperti Surabaya, di mana transformasi digital menjadi fokus utama,” jelasnya.

Menurut Delia, diversifikasi ekonomi sangat penting bagi stabilitas jangka panjang Surabaya, terutama karena kota ini berusaha mengurangi ketergantungannya pada industri tradisional seperti manufaktur dan perdagangan. 

Diversifikasi ke sektor-sektor seperti teknologi, pariwisata, dan jasa akan sangat penting untuk pertumbuhan yang berkelanjutan. Sebagai contoh, ekonomi digital Indonesia diproyeksikan akan mencapai US$124 miliar pada 2025, dan Jatim akan memainkan peran penting dalam ekspansi ini.

Selain itu, inisiatif keuangan berkelanjutan HSBC juga sejalan dengan upaya Surabaya untuk mewujudkan pembangunan kota yang lebih hijau dan berkelanjutan. 

HSBC telah berkomitmen untuk menyediakan pembiayaan berkelanjutan hingga US$1 triliun secara global pada 2030, dan sebagian dari jumlah tersebut akan digunakan untuk mendanai proyek-proyek di kota-kota besar seperti Surabaya, terutama dalam bidang energi terbarukan, infrastruktur hijau, dan proyek-proyek adaptasi iklim.

Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Surabaya, Agus Imam Sonhaji memastikan Pemkot Surabaya akan terus mendukung pertumbuhan ekonomi dari berbagai cara termasuk menyiapkan infrastruktur yang dapat melancarkan rantai pasok dari pelabuhan ke jalan.

“Pemkot Surabaya terus mengembangkan pembangunan akses jalan yang tidak saja nyaman bagi arus barang tapi juga untuk orangnya, untuk warganya dan untuk investor yang datang, termasuk transportasi umum Suroboyo Bus,” imbuhnya.

 

 

 

 

Editor : Peni Widarti

LAINNYA