Reporter : Ilham Dary Athallah
JATIMKINI.COM, Satrio Igun Khilmy, seorang mahasiswa semester tiga di Universitas Muria Kudus (UMK), membuktikan bahwa pintu rejeki untuk belajar bisa datang dari mana saja. Berbekal semangat dan ketekunan, pemuda 20 tahun ini merintis usaha angkringan yang ia beri nama "Angkringan Kota", yang berlokasi di ruko Stadion Wergu Wetan, Kudus, Jawa Tengah.
Usaha ini ia jalankan untuk membiayai kuliahnya sekaligus menyalurkan hobinya yang gemar nongkrong bersama teman-teman.
"Saya sering nongkrong di angkringan, tetapi justru menghabiskan uang. Akhirnya, saya berpikir untuk membuka angkringan sendiri agar bisa mengajak teman-teman nongkrong di tempat saya, sekaligus menghasilkan pendapatan," ujar Satrio saat berbincang dengan Jatimkini.com pada Minggu (08/09/2024).
Angkringan Kota milik Satrio buka setiap hari mulai pukul 09.00 pagi hingga malam hari. Di pagi hari, angkringan ini dijaga oleh saudaranya, sementara Satrio turun langsung melayani pembeli mulai sore hingga malam setelah pulang kuliah. Dengan menu beragam mulai dari ayam geprek hingga mie nyemek, angkringan ini berhasil menarik perhatian banyak pelanggan.
Meskipun awalnya sempat mengalami masa-masa sulit di mana tidak ada pembeli sama sekali, kini usahanya mulai berkembang. Setiap harinya, Angkringan Kota bisa menjual 20 hingga 25 porsi makanan, dengan minuman menjadi produk yang paling laris. "Saya melihat usaha ini semakin berkembang, dan saya yakin bisnis ini sangat prospektif," kata Satrio optimis.
Satrio, yang berasal dari Desa Ngembalrejo, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, mengungkapkan bahwa motivasinya membuka usaha ini adalah untuk membantu orang tua membiayai kuliahnya.
Sejak SMP, ia sudah dikenalkan dengan dunia usaha oleh orang tuanya, dan saat di bangku SMK, ia mulai belajar mengelola keuangan dan bisnis sendiri.
"Saya sudah diajarkan mengelola keuangan dan bisnis sejak SMK, dan ketika saya bilang ingin buka usaha angkringan, orang tua saya mendukung selama itu hal yang positif," terangnya.
Satrio kini dapat merasakan hasil dari kerja kerasnya. Dengan omset mencapai Rp11 juta per bulan, Angkringan Kota tidak hanya menjadi tempat berkumpul yang nyaman bagi teman-temannya, tetapi juga menjadi sumber pendapatan yang signifikan untuk mendukung pendidikan Satrio.
Pelanggan setia Angkringan Kota, yang sebagian besar adalah teman-teman Satrio, sering kembali karena suasana tempat yang nyaman dan makanan yang enak. "Saya suka tempatnya yang nyaman, makanannya juga enak, terutama mie nyemek yang jadi favorit saya," kata salah satu pelanggan.
Usaha angkringan ini adalah bukti nyata bahwa dengan keberanian dan kerja keras, seseorang dapat meraih kesuksesan bahkan di usia muda.
“Bagi saya, dengan ide kreatif dan ketekunan, kesulitan ekonomi bukanlah penghalang untuk mencapai impian, tetapi justru bisa menjadi pemicu untuk lebih maju,” pungkas Satrio.
Editor : Ali Topan