Reporter : Rochman Arif
JATIMKINI.COM, PT Pelindo Marine Service atau Pelindo Marine menggelar pelatihan terkait keselamatan pelayaran dan pemeliharaan kapal. Pelatihan ini diikuti 311 pelaut di delapan kota-kabupaten yang memiliki pelabuhan.
Direktur Keuangan, SDM, dan Manajemen Risiko, Pelindo Marine, Lia Indi Agustiana, mengatakan bahwa pelatihan ini merupakan in house training yang digelar Pelindo Marine. Pada pelatihan ini Pelindo Marine menghadirkan instruktur eksternal yang kompeten, seperti dari kesyahbandaran dan klasifikasi kapal.
“In-house training tersebut diikuti baik pelaut dari departemen dek maupun departemen mesin. Antara lain nakhoda, mualim, juru mudi, hingga kepala kamar mesin, masinis, dan juru motor,” kata Lia Indi, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (9/8/2024).
Sejumlah pelaut yang meliputi nakhoda, mualim, juru mudi, hingga kepala kamar mesin, masinis, dan juru motor turut serta. Bahkan para general manajer Pelindo Marine di pelabuhan setempat juga diundang untuk bisa berdiskusi dan berkoordinasi.
Menurut Lia Indi, pelatihan ini digelar selama tiga bulan, yakni terhitung akhir Mei hingga Agustus. Di mana pelatihan diadakan berturut-turut di delapan kota pelabuhan, yang meliputi Balikpapan, Medan, Makassar, Banjarmasin, Tanjung Balai Karimun, Sorong, Dumai, dan terakhir di Surabaya.
“Luasnya lokasi pelaksanaan pelatihan dan partisipasi pelaut dari departemen dek hingga mesin menunjukan komitmen Pelindo Marine mewujudkan keselamatan pelayaran dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),” Lia Indi menambahkan.
Pelatihan ini sekaligus melakukan break the silo (BTS) atau memecah sekat-sekat kepentingan sektoral dalam organisasi. Baik sekat fungsi kerja, lokasi penugasan, hingga identitas budaya. Dengan BTS bisa tercipta marineverse atau marine universe.
Tujuan dari BTS ini untuk mewujudkan keselamatan pelayaran, dan standarisasi kualitas pelayanan. Utamanya adalah keseragaman pelayanan yang prima di seluruh Indonesia.
Menariknya, penutupan sesi pelatihan di Surabaya dihadiri Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Utama Tanjung Perak, Agustinus Maun. Kedatangannya sekaligus didapuk sebagai pembicara kunci.
Pimpinan regulator ini berbagi perspektif regulasi terkait operasional dan keselamatan pelayaran. Dalam paparannya, ia memaparkan berbagai regulasi yang mengatur teknis pencegahan terjadinya insiden kapal. Di antaranya tenggelam, terbakar, tubrukan, hingga kandas.
“Beberapa tindakan yang harus dilaksanakan meliputi kepatuhan regulasi dan standarisasi, penegakan hukum dan kebijakan, perbaikan infrastruktur, optimasi teknologi dan sistem, perbaikan prosedur operasional, inspeksi kapal, pengelolaan kargo, kesadaran lingkungan,” Agustinus menjelaskan.
Sementara itu, pelaut peserta pelatihan di Surabaya, Wakhid Hasyim mengaku topik kompetensi dasar yang disampaikan sangat penting. Sebab materi ini penting sebagai pengingat kepada para pelaut tentang basic ship maintenance dan marine accident and investigation.
“Saya lebih percaya diri dan merasa aman saat bertugas setelah mendapatkan pembaruan keterampilan dasar, kata pria yang bertugas sebagai mualim 1 di Kapal Tunda Jayanegara 203 ini.
Editor : Rochman Arif