x
x

Pengrajin Kulit dan Perak Sidoarjo Sambat Gempuran Produk Impor China

Kamis, 11 Jul 2024 17:19 WIB

Reporter : Alvian Yoananta

JATIMKINI.COM, Pengrajin kulit dan perak di Sidoarjo Jawa Timur mulai mengeluhkan kondisi usahanya yang kini tengah dalam gempuran produk impor dari China sehingga merusak daya saing, terutama di segmen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Ketua Asosiasi Pengrajin Kulit (Aspek) Jatim, Roni Yudianto mengatakan banyak UMKM di Jatim yang harus mengurangi produksi dan melakukan PHK karyawan karena permintaan semakin sepi. Bahkan ada juga yang sampai gulung tikar, seperti yang dialami oleh UMKM pengrajin kulit dan perak di Tanggulangin Sidoarjo.

“Sebenarnya, pengrajin-pengrajin sudah berusaha untuk terus bertahan di kondisi yang tidak menguntungkan ini. Tetapi gempuran produk impor dari China semakin tidak terkendali, apalagi dengan adanya digitalisasi banyak produk yang dijual e-commerce adalah produk impor China,” katanya usai bertemu Ketua Kadin Jatim Adik Dwi Putranto di Surabaya, Kamis (11/7/2024).

Dia mengungkapkan, pada beberapa tahun lalu, di kawasan Tanggulangin Sidoarjo, tepatnya di Desa Kedensari banyak rumah-rumah warga yang memiliki usaha pembuatan produk berbahan dasar kulit, mulai dari tas, sepatu, sabuk atau jaket. 

"Dulu tempat kami menjadi jujugan wisatawan, baik dalam maupun luar negeri. Setiap hari banyak pengunjung membeli berbagai macam produk kulit yang ada di kios yang dibangun warga di sepanjang jalan. Tetapi akibat gempuran produk serupa yang diimpor dari China akhirnya lambat-laun mulai sepi, terlebih saat Covid-19 melanda,” ungkapnya.

Ia memang mengakui, tampilan atau mode produk China sangat variatif dan inovatif, harganya juga jauh lebih murah dibanding produk lokal. Sehingga daya saing produk lokal kalau jauh dibanding produk China.

"Walaupun kita tahu kualitas produk China itu tidak sebagus produk lokal. Namun masyarakat akhirnya tetap lebih memilih membeli barang yang lebih murah dan lebih indah tampilannya. Disisi lain, perang pasar di level lokal antar daerah juga kian ketat," ujarnya.

Sekjen Aspek Jatim, Agus Nanang yang biasa dipanggil Jhon, menambahkan, bukan hanya pengrajin kulit yang mengalami seperti kondisi saat ini. Ada banyak UMKM yang juga merasakan hal yang sama. 

"Ini adalah potret atau contoh kondisi UMKM secara luas. Karena kondisi umum mereka ya seperti ini, hampir tidak bisa bernafas," ujar Jhon.

Ketua Perkumpulan Pengrajin Perhiasan Perak Jatim, Mochammad Musa mengatakan, derasnya gempuran barang kerajinan perak dari China mengakibatkan pengrajin perak di wilayah Jatim gulung tikar dan tinggal sedikit sehingga mereka akhirnya beralih profesi.

"Saat kondisi tidak baik dan tidak ada pesanan, banyak tukang yang dulunya bekerja sebagai pembuat kerajinan perak beralih menjadi ojek online, ada juga yang jual cilok dan lainnya. Meraka akhirnya merasa nyaman dan tidak lagi mau bekerja di sini, karena dianggap lebih aman. Sehingga saat kami meminta mereka kembali membuat perhiasan perak, mereka tidak mau lagi," ucapnya. 

Menurut Musa, saat ini menjadi peluang pengrajin perak untuk menggenjot kinerjanya, sebab mahalnya harga emas saat ini banyak masyarakat yang beralih menggunakan perhiasan perak.

Untuk itu, Aspek Jatim dan Perkumpulan Pengrajin Perhiasan Perak Jatim berharap pemerintah memberikan dukungan dan perlindungan atas keberlangsungan bisnis UMKM dengan melakukan pembatasan produk impor dari China yang pasar dalam negeri. Ada satu kebijakan, dimana impor bahan baku tetap bisa dilakukan tetapi impor bahan jadi diperketat. 

Jika pembatasan secara nasional tidak bisa dilakukan karena Indonesia telah terikat perjanjian dagang dengan negara-negara tersebut, maka diharapkanPemprov Jatim bisa melakukan pembatasan secara lokal.

Selain itu, diperlukan dukungan lain berupa pendampingan dan pelatihan membuat model yang bagus dan akses pasar atau jaringan dalam ajang pameran atau misi dagang. 

"Kami berharap Kadin bisa menjembatani sebab seluruh pengusaha kecil nasibnya hampir sama," tambah Musa.

Ketua Kadin Jatim Adik Dwi Putranto menyikapi bahwa pihaknya akan selalu memberikan support kepada UMKM yang ada, sebab Kadin tidak hanya menaungi industri besar atau menengah saja, tetapi ada banyak UMKM yang juga menjadi anggota Kadin. 

"Kadin adalah rumah besar pengusaha untuk saling membantu, bersinergi demi peningkatan ekonomi Indonesia. Dukungan  ini bisa diwujudkan dengan membuka peluang pasar dengan menjadikan UMKM sebagai mitra industri besar dan memberikan pelatihan kepada mereka," ujar Adik.

Selama ini, ujarnya, Kadin Jatim telah bermitra dengan PUM Netherland Expert Belanda untuk memberikan pendampingan secara gratis kepada pelaku UMKM di banyak sektor. Pendampingan ini juga bisa diberikan kepada pengrajin perak da kulit untuk meningkatkan kualitas desain mereka sehingga mampu bersaing dengan model dari China. 

Dalam hal akses pasar, Kadin kerap menggelar pameran tematik dalam setiap tahunnya, diantarnya adalah pemeran Inapro dan Inagro yang menjadi ajang promosi bagi UMKM Jatim.

 

 

Editor : Peni Widarti

LAINNYA