x
x

BRIN Teliti Ekonomi Sirkular Kampung Edukasi Sampah di Sidoarjo

Senin, 10 Jun 2024 08:45 WIB

Reporter : Rochman Arif

JATIMKINI.COM, Pengelolaan sampah dan tata kelola lingkungan di Kampung Edukasi Sampah, Kelurahan Sekardangan, Kecamatan/Kabupaten Sidoarjo menarik peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Tim melakukan penelitian untuk mengkaji penerapan ekonomi sirkular di Kampung Edukasi Sampah.

Peneliti Ahli Utama BRIN, Sri Wahyuni, menjelaskan bahwa Kampung Edukasi Sampah dipilih karena mampu menjadi model dalam pengelolaan sampah rumah tangga. Selain itu, warga juga berhasil melaksanakan program pemberdayaan masyarakat dengan berbagai kegiatannya.

“Kami melakukan penelitian di Jawa Timur selama seminggu. Khusus di Kampung Edukasi Sampah, melakukan studi multi-stakeholder dan analisis sistematis tentang ekonomi sirkular. Fokusnya terkait peraturan pemerintah, perilaku manusia, dan manajemen rantai pasok sampah,” jelas Sri Wahyuni, dalam keterangan tertulisnya.

Selain itu, BRIN juga mengidentifikasi tantangan dan peluang dalam penerapan ekonomi sirkular di Kampung Edukasi Sampah. Hasil penelitian ini akan direkomendasikan kepada pemangku kepentingan, untuk meningkatkan keberlanjutan dan efisiensi pengelolaan sampah.

Selain Sri Wahyuni, tim peneliti BRIN terdiri atas Achsanah Hidayatina (peneliti Ahli Muda), dan Subkhi Abdul Aziz (Ahli Pertama). Ketiganya telah melakukan penelitian di Jawa Timur selama satu pekan, 3-9 Juni 2024.

Kunjungan riset ini diterima Hery Sugiono selaku Ketua RT 23/RW 07 Kelurahan Sekardangan. Ia menjelaskan kegiatan pengelolaan sampah sudah menyentuh ranah pendidikan. Sebab, sejumlah sekolah tingkat dasar hingga tinggi sudah melakukan pembelajaran tata kelola lingkungan dan sampah.

Sementara itu, pegiat lingkungan Kampung Edukasi Sampah, Edi Priyanto, menyebutkan perlunya peninjauan kembali kebijakan dan regulasi pemerintah terkait pengelolaan sampah dan penerapan ekonomi sirkular.

“Perlu dinilai efektivitas dan implementasi peraturannya, apakah telah mendukung praktik ekonomi sirkular di tingkat daerah," ungkap Edi.

Ia menekankan pentingnya pemahaman terkait lingkungan berkelanjutan. Setidaknya dimulai dari pengelolaan sampah, partisipasi kegiatan daur ulang, serta faktor-faktor yang mempengaruhi kesadaran warga pentingnya program berkelanjutan.

“Untuk mewujudkan manajemen rantai pasok, perlu mengkaji bagaimana sampah dikumpulkan, diproses, dan didaur ulang melalui komunitas terkecil dahulu. Misalnya dari tingkat RT,” Edi memungkasi.

Editor : Rochman Arif

LAINNYA