x
x

Imbas Libur Cuti Bersama, Wahyu Hidayat: Kayutangan Heritage Jadi Destinasi Favorit

Selasa, 28 Mei 2024 12:24 WIB

Reporter : Bagus Suryo

JATIMKINI.COM, Penjabat Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menyatakan Kayutangan Heritage menjadi destinasi favorit yang mendunia sehingga mendapat berkah dari kemajuan pariwisata. Kampung tematik ini menjadi destinasi paling diminati wisatawan selama liburan.

Wahyu mengatakan sudah menerima laporan Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Baihaqi terkait lonjakan wisatawan selama libur cuti bersama Hari Raya Waisak pada 23-26 Mei 2024.

"Iya saya sudah mendapatkan laporan dari Kadisporapar, wisatawan meningkat di Kayutangan. Peningkatan kunjungan juga dari usaha kuliner, restoran dan menginap di hotel," ujar Wahyu, Senin (27/5).

Kendati jumlah wisatawan masih dalam proses pendataan, tetapi ia memastikan pengunjung meningkat. Dalam beberapa hari ini, Kayutangan Heritage menjadi destinasi paling diminati oleh wisatawan domestik dan mancanegara.

Bukan saja Kayutangan, tapi wisatawan juga demen mengunjungi kampung tematik lainnya sebagai objek wisata unggulan seperti Kampung Warna Warni, Kampung Tempe Sanan, Kampung Glintung Water Street dan Kampung Budaya Polowijen. Alun-Alun Merdeka dan Alun-Alun Tugu turut ramai pengunjung.

Saban hari, kawasan Kayutangan Heritage banyak dikunjungi wisatawan. Mereka memadati areal koridor luar dan dalam kampung wisata tematik tersebut.

Menurut Tatik, penjaga loket pintu masuk Gang VI Kayutangan Heritage, jumlah pengunjung yang masuk koridor dalam sejak pagi sampai siang hari sekitar 200 orang per hari. Biasanya, total pengunjung hingga sore bisa mencapai 500 orang.

Tiket masuk kampung untuk wisatawan domestik dipatok Rp5.000 per orang dan wisatawan mancanegara Rp10.000 per orang. Jam kunjungan wisata pukul 07.00-22.00 WIB. Tiket masuk itu sebagai jasa lingkungan. Adapun di koridor luar Kayutangan buka 24 jam.

Wisatawan menikmati suasana kampung saat pagi hari yang warganya ramah. Setelah itu, mereka transit untuk kulineran di kedai dan kafe dalam kampung sembari berfoto.

Kayutangan heritage menyuguhkan daya tarik arsitektur rumah bergaya kolonial. Pesona itu berkembang sampai akhirnya mendorong warga mengembangkan berbagai usaha kuliner.

Warga Kayutangan, Rudi Haris menjalan usaha kafe di rumah miliknya yang berasitektur Belanda dengan atap bergaya pelana kuda. Rumah seluas 8,5 x 17 meter persegi itu dikenal sebagai Rumah Mbah Ndut berdiri sejak 1923.

Arsitektur dan barang antik masih terjaga menjadi daya tarik tersendiri. Di kafe Mbah Ndut selalu ramai pengunjung karena rumah itu sebagia bagian dari daya tarik pariwisata yang eksotis.

Editor : Redaksi

LAINNYA