x
x

Incar Jaringan Kota Kreatif Dunia, Wahyu Hidayat: Semoga Penilaian UNESCO Bagus

Selasa, 07 Mei 2024 15:09 WIB

Reporter : Bagus Suryo

JATIMKINI.COM, Penjabat Wali Kota Malang Wahyu Hidayat optimistis UNESCO memberikan penilaian terbaik pada ekonomi kreatif (ekraf) di Kota Malang.

Wahyu menjelaskan dalam waktu dekat ini Badan khusus PBB bidang pendidikan dan kebudayaan akan mengunjungi Kota Malang terkait penilaian UNESCO Creative Cities Network atau jaringan Kota Kreatif Dunia.

Kriteria seleksi kota kreatif dunia di antaranya kerajinan dan seni rakyat, desain, film, gastronomi, sastra, seni media dan musik.

"Pak Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Teten Masduki) melihat langsung (ekraf di Kota Malang), data sudah ada. Kota Malang progresnya paling baik," tegas Wahyu, Sabtu (4/5).

Wahyu mengungkapkan kemajuan 17 subsektor ekraf memberikan manfaat sangat luas. Sejauh ini signifikan membuka lapangan pekerjaan, mengurangi angka pengangguran dan menumbuhkan perekonomian.

Ekosistem ekraf pun tumbuh dan berkembang. Para kreator menjadikan Malang Creative Center (MCC) sebagai pusat inkubasi yang melahirkan generasi baru ekraf nasional dan dunia.

"Ekraf ada 17 subsektor. Sudah kita persiapkan, bulan depan tim UNESCO akan turun," katanya.

Dalam konteks jaringan Kota Kreatif Dunia, Pemkot Malang bersama tim Forum Ekraf Kota Malang telah menyiapkan secara matang sesuai kriteria penilaian jaringan kota kreatif dunia.

"Kita ada persiapan ke sana, tim ekraf sudah menyiapkan, beberapa kali rapat, dua kali rapat saya pimpin, alhamdulillah bagus," ujarnya.

Wahyu berharap UNESCO memberikan penilaian yang bagus atas kemajuan ekraf di Kota Malang. Sebab, ekraf tumbuh di angka 10,01% pada 2023 sejalan dengan pertumbuhan ekonomi 6,07%. Sebelumnya, pertumbuhan perekonomian Kota Malang pada 2022 sebesar 6,32%.

"Semoga penilaian UNESCO bagus," pungkasnya.

PDRB ekraf

Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia, Bappeda Kota Malang Wilstar Taripar Sinaga mengungkapkan hasil survei Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ekraf tahun 2022 signifikan menumbuhkan perekonomian. PDRB ekraf berdasarkan harga berlaku mencapai Rp7.801,45 miliar.

Penyumbang terbesar pertama ialah subsektor kuliner sebesar Rp4.993,43 miliar atau 64,05%. Selanjutnya, subsektor kriya menjadi penyumbang terbesar kedua sebesar Rp856,09 miliar atau 11,01%. Penyumbang terbesar ketiga pada subsektor aplikasi sebesar Rp738,33 miliar atau 8,95%.

Adapun tiga penyumbang terkecil, yaitu seni rupa 0,10%, desain komunikasi 0,19% dan seni pertunjukan 0,57%.

Sedangkan hasil survei PDRB ekraf berdasarkan harga konstan mencapai Rp5.806,71 miliar. Subsektor terbesar adalah kuliner mencapai Rp3.743 miliar atau 64,50%, kriya Rp629,27 miliar atau 10,88% dan aplikasi Rp606,21 miliar atau 10,54%.

Editor : Bagus Suryo

LAINNYA