x
x

Inflasi Jatim Saat Ramadan 0,64% Dipicu Lonjakan Harga Pangan

Selasa, 02 Apr 2024 10:21 WIB

Reporter : Peni Widarti

JATIMKINI.COM, Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat selama Maret 2024 atau selama momen Ramadan ini, Jatim mengalami inflasi sebesar 0,64% dari bulan sebelumnya atau month to month (mtm).

Secara tahun kalender yakni Maret 2024 terhadap Desember 2023, Jatim telah mengalami inflasi sebesar 1,03% (ytd), dan secara tahunan atau year on year (yoy) mengalami inflasi sebesar 3,04%.

Kepala BPS Jatim, Zulkipli mengatakan dari kota yang menghitung Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jatim seluruhnya mengalami inflasi. Tertinggi terjadi di Gresik yaknk sebesar 0,81% dan inflasi terendah terjadi di Banyuwangi 0,56%.

"Inflasi Jatim secara month to month di bulan Ramadan atau Maret tahun ini lebih tinggi dibandingkan bulan Ramadan pada 2021 atau pada April 2021, dan Maret 2023," ujarnya dalam paparan Berita Resmi Statistik (BRS) Jatim, Senin (1/4/2024).

Dia menjelaskan kelompok makanan, minuman, dan tembakau mempunyai andil yang paling tinggi terhadap inflasi Jatim pada Maret 2024 baik pada inflasi bulan ke bulan, tahun ke tahun, maupun tahun kalender. Bahkan, inflasi (m-to-m) pada kelompok ini merupakan yang tertinggi dalam 13 bulan terakhir.

Komoditas yang sering menjadi pendorong inflasi saat bulan Ramadan di antaranya daging ayam ras, telur ayam ras, emas perhiasan, beras, bensin, dan angkutan udara.

Namun komoditas yang memberikan andil inflasi pada Maret 2024 atau Ramadan ini adalah daging ayam ras, telur ayam ras, emas perhiasan, beras, minyak goreng, bawang putih.

"Jika diamati rata-rata harga per bulannya, terlihat bahwa harga komoditas daging ayam ras, telur ayam ras, tomat, dan bawang putih mengalami kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya. Bahkan, rata-rata harga daging ayam ras, telur ayam ras, tomat, dan bawang, putih berada cukup jauh di atas rata-rata harga Maret 2022" jelasnya.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia - Jatim, Erwin Gunawan Hutapea mengatakan inflasi tinggi pada saat Ramadan memang menjadi langganan, sekaligus tantangan tersendiri, apalagi tahun ini disertai dengan kondisi global akibat konflik geopolitik. Namun, BI Jatim masih optimistis, inflasi di Jatim di tahun ini masih bisa melandai dengan range proyeksi 2,5% +- 1%.

“Konflik geopolitik seperti perang Rusia Ukraina, Israel Palestina dan terbaru Krisis Laut Merah akan memberi pengaruh pada jalur distribusi dan ongkos transportasi yang mulai naik, sehingga inflasi global menjadi challenging,” ujarnya.

Koordinator Prodi Ekonomi Pembangunan Universitas Airlangga dan Staf Ahli Gubernur Jatim Rumayya Batubara menilai, untuk menjaga inflasi tahun ini pemerintah didorong agar menerapkan kebijakan untuk meingkatkan efisiensi produksi dan mengurangi biayaa produksi. 

“Ini bisa meliputi investasi dalam infrastruktur, deregulasi untuk meningkatkan persaingan dan regormasi pasar tenaga kerja untuk meningkatkan produktivitas,” ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, perlu perbaikan sistem pengawasan distribusi dan transaksi pangan antar daerah guna mengurangi biaya transportasi dan logistik yang juga dapat berkontribusi pada inflasi.

“Kerja sama regional dengan provinsi lain di Indonesia juga perlu dilakukan untuk menciptakan pasar yang lebih terintegrasi yang dapat membantu menstabilkan harga dan mengurangi volatilitas,” imbuhnya.

 

Editor : Peni Widarti

LAINNYA