x
x

Penjabat Wali Kota Ungkap Keunggulan Warung Tekan Inflasi Kota Malang

Kamis, 14 Mar 2024 08:51 WIB

Reporter : Bagus Suryo

JATIMKINI.COM, Penjabat Wali Kota Malang Wahyu Hidayat mengungkap manfaat warung tekan inflasi terbukti berkontribusi meredam lonjakan harga pangan. Termasuk menjadi solusi menekan inflasi.

Saat ditanya seberapa besar efektivitas warung itu, Wahyu sontak menjawab sangat ampuh menekan inflasi.

"Upaya pengendalian inflasi Desember 2023, dalam lima hari bisa menekan," tegas Wahyu Hidayat, Rabu (13/3).

Saat itu, inflasi November 2023 di angka 0,40%. Setelah intervensi melalui warung tekan inflasi di Pasar Besar, Pasar Blimbing dan Pasar Dinoyo, inflasi terkendali pada Desember 2023 sebesar 0,22%. Bahkan, Januari 2024 mengalami deflasi -0,23%. Pada Februari 2024, inflasi bulanan 0,50% masih dalam 2,5±1%.

Karenanya, warung akan diaktivasi untuk pengendalian inflasi pada Ramadan ini. Adapun biaya operasionalnya menggunakan Belanja Tidak Terduga (BTT) Rp1 miliar.

Menurut Wahyu, warung tekan inflasi di Kota Malang berbeda dengan warung serupa di daerah lain.

"Warung tekan inflasi kita berbeda dengan lainnya yang dibiarkan cenderung lambat. Kalau di kita dipaksa sehingga mendorong konsumen membeli (akhirnya) cepat menekan inflasi," katanya.

Sejauh ini, warung tekan inflasi menjual berbagai komoditas pangan pokok tepat sasaran dan terukur dengan harga lebih murah. Intervensi dilakukan ketika harga pangan itu sedang melonjak.

"Ini efektif sekali. Di Pasar Blimbing, saya cek, pedagang mengikuti harga di warung tekan inflasi. Jurus itu sangat ampuh sekali," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik Kota Malang Umar Sjaifudin saat rilis inflasi Februari 2024 menyatakan beras merupakan komoditas paling banyak mengalami kenaikan harga sepanjang lima tahun terakhir.

BPS Kota Malang memantau secara historis harga beras pada 2021-2024 semula Rp11.100 per kg, lalu naik menjadi Rp12.390 per kg. Harga beras terus mengalami kenaikan hingga Februari 2024 menyentuh Rp15.500 per kg atau Rp77.500 per 5 kg.

Rerata harga beras di tingkat petani Rp8.000 per kg mengalami kenaikan 10,66%. Sedangkan harga beras di penggilingan Rp14.000 per kg sehingga naik 11,39% ketimbang bulan sebelumnya.

Akan tetapi, kenaikan harga beras di tingkat konsumen tertahan hanya sebesar 8% atau tidak sebesar kenaikan di petani dan penggilingan.

"Ini berkat upaya Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dalam mengendalikan inflasi melalui pasar murah dan operasi pasar. Juga adanya warung tekan inflasi," tuturnya.

Editor : Redaksi

Kopilot
LAINNYA