Reporter : Bagus Suryo
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang menyatakan warung tekan inflasi berhasil membendung gejolak harga beras di tingkat konsumen.
"Kenaikan harga beras di tingkat konsumen tidak sebesar di petani dan penggilingan," tegas Kepala Badan Pusat Statistik Kota Malang Umar Sjaifudin, Jumat (1/3).
Umar mengungkapkan beras menjadi komoditas terbanyak mengalami inflasi periode 2021-2024. BPS memantau kenaikan harga beras semula Rp11.100 per kg menjadi Rp12.390 per kg. Selanjutnya, harga beras mengalami kenaikan hingga Februari 2024 menyentuh Rp15.500 per kg atau Rp77.500 per 5 kg.
Rerata harga beras di tingkat petani Rp8.000 per kg atau naik 10,66%. Adapun harga beras di penggilingan Rp14.000 per kg atau naik 11,39% ketimbang bulan sebelumnya. Di sisi lain, kenaikan harga beras di tingkat konsumen hanya sebesar 8%.
"Ini berkat upaya Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dalam mengendalikan inflasi melalui pasar murah dan operasi pasar. Juga adanya warung tekan inflasi," katanya.
Dengan demikian, keberadaan warung tekan inflasi mbois ilakes signifikan menstabilkan harga pangan pokok. Terobosan yang diinisiasi Penjabat Wali Kota Malang Wahyu Hidayat itu ampuh meredam gejolak harga pangan.
Saat ini, inflasi bulanan di Kota Malang pada Februari 2024 sebesar 0,50% (month to month/mtm). Beras menyumbang inflasi tertinggi mencapai 0,31% (mtm). Kendati inflasi Februari lebih tinggi daripada Januari 2024 yang tercatat mengalami deflasi 0,23% (mtm), akan tapi Bank Indonesia Malang menyebut inflasi masih terjaga di rentang sasaran 2,5±1%.
Editor : Redaksi