x
x

Wahyu Hidayat: Warung Tekan Inflasi Mbois Ilakes Stabilkan Harga Pangan

Jumat, 08 Mar 2024 17:52 WIB

Reporter : Bagus Suryo

JATIMKINI.COM, Warung tekan inflasi mbois ilakes Kota Malang, Jawa Timur, berhasil mempengaruhi psikologi pasar berimbas menurunkan harga beras dan pangan pokok lainnya.

"Setelah melakukan intervensi, akhirnya pimpinan Bank Indonesia Malang terkagum-kagum. Sembilan langkah konkret berhasil menekan inflasi," tegas Penjabat Wali Kota Malang Wahyu Hidayat, Senin (4/3).

Keberhasilan Pemkot Malang mengendalikan inflasi periode September-Desember 2023 dan periode Januari-Februari 2024 mendapatkan apresiasi dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

"Alhamdulillah inflasi turun. Kita dapat apresiasi dari Kemendagri," katanya.

Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Malang Eko Sri Yuliadi menyatakan sebelum ada warung tekan inflasi mbois ilakes, harga beras melonjak. Setelah gencar pasar murah, harga beras berangsur turun. Sampai akhirnya stabil menjelang Ramadan.

Sejak warung tekan inflasi diluncurkan pada Desember 2023 lalu sudah menggelontor 200 ton beras. Penetrasi di Pasar Dinoyo, Pasar Blimbing dan Pasar Besar Malang. Pembiayaannya dari belanja tidak terduga Rp2 miliar. Selain itu, pasar murah merambah lima kecamatan. Dalam hal ini, Pemkot Malang memberikan dukungan subsidi transportasi. Alhasil, harga beras dari gudang bulog sampai konsumen jatuhnya lebih murah.

Warga menebus beras SPHP kemasan 5 kg Rp52.000 dari semestinya Rp54.500. Dengan begitu, masyarakat merasakan langsung manfaat warung tekan inflasi mbois ilakes. Pasalnya, harga beras di bawah ketentuan harga eceran tertinggi (HET) beras medium Rp10.900 per kg.

"Sebelum adanya warung tekan inflasi, harga beras Rp78.000 per kemasan 5 kg. Kini, pedagang menjual beras  Rp75.000-Rp73.000 per kemasan 5 kg," ungkapnya.

Eko mengklaim harga beras menurun rata-rata Rp2.000 per kg sampai Rp5.000 per kg.

"Pemerintah hadir menurunkan harga beras melalui program pengendalian inflasi," imbuhnya.

Pasar murah memasok beras SPHP merata di seluruh kelurahan dan pasar membuat harga komoditas pangan pokok itu cepat stabil.

“Di sini hukum pasar berjalan melalui supply and demand, beras memenuhi kebutuhan konsumen, maka keseimbangan harga akan menyesuaikan pasokan dan permintaan. Akhirnya perilaku pedagang menurunkan harga karena beras SPHP banyak beredar di pasaran," ucapnya.

Penurunan harga beras merambah pasar. Supriyono, pedagang di Pasar Bunulrejo mengungkapkan beras kemasan 5 kg lahap Rp76.000, mentari Rp77.000, lombok Rp83.000 dan sedap wangi Rp80.000. Posisi harga itu sudah menurun Rp1.000-Rp2.000 per kg dalam sepekan terakhir. Beras paling dicari konsumen ialah beras SPHP karena harganya lebih murah.

"Ada kecenderungan harga beras akan terus menurun," kata Supriyono.

Editor : Redaksi

Kopilot
LAINNYA