x
x

Bisnis Kafe dan Resto Diperkirakan Tumbuh 30 Persen, Ini Buktinya

Selasa, 27 Feb 2024 20:21 WIB

Reporter : Rochman Arif

JATIMKINI.COM, Suhu politik di Indonesia pasca-pemilu dan pilpres memberi dampak positif bagi keberlangsungan usaha. Ada beberapa indikator yang bisa dijadikan acuan tahun ini semua sektor usaha bakal tumbuh positif.

Salah satunya adalah sektor bisnis kafe dan restoran yang diperkirakan gas poll jelang Ramadan dan Hari Raya Idulfitri. Meskipun kafe dan restoran dihadapkan dengan bayang-bayang kenaikan bahan baku makanan.

“Saya kira tahun ini harus bisa tumbuh 30 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” kata Ketua Asosiasi Pengusaha Kafe dan Resto Indonesia (Apkrindo) Jawa Timur, Feri Setiawan di Surabaya, Selasa (27/2/2024).

Ia memiliki dua parameter yang bisa dijadikan tolok ukur pertumbuhan food and beverage (FNB) tahun ini. Parameter pertama terkait suhu politik yang lebih kondusif. Sedangkan tolok ukur kedua adalah selesainya masa pandemi Covid-19.

“Bulan Januari-Februari, sebelum pemilu, bisa dibilang kondusif dan bagus. Karena sebelum pemilu banyak hari libur nasional. Kalau tumbuh tidak, tapi stabil. Setelah pemilu justru drop,” Feri menambahkan.

Berkaitan dengan jelang puasa-lebaran, market justru mengerem atau setelah Pilpres 2024. Sebaliknya, pengusaha justru gas poll setelah Pilpres, yang awalnya dihadapkan ketidakpastian. Lebih lanjut perdagangan saham mayoritas hijau, atau trend positif.

Feri mengakui bisnis kafe dan restoran rentang 2017-2023 dihadapkan ketidakpastian. Selain itu, tuntasnya pandemi Covid-19 sejak tahun 2020 memberi optimism tinggi.

“Sejak 2020 hingga 2022 semuanya serba tidak menentu. Baru tahun 2023 pemakaian masker dan pembatasan sudah dibuka. Ini memberi peluang bagi Apkrindo optimistis Lebaran tahun ini bisa tumbuh 30 persen (y-o-y),” urainya.

Bukan berarti target ini tidak ada tantangan. Apkrindo Jatim dihadapkan dengan merangkaknya harga kebutuhan pokok. Cuaca ekstrem menyebabkan panen tidak sesuai harapan, yang berdampak pada kenaikan harga kebutuhan bahan baku makanan.

“Kami tidak mungkin menaikkan harga. Sepanjang margin masih memungkinkan, pengusaha akan berusaha bertahan,” Feri memungkasi.

Editor : Rochman Arif

LAINNYA