Reporter : Rochman Arif
JATIMKINI.COM, Budi daya penanaman umbi porang dalam tiga tahun ini sedang mengalami euphoria. Hal ini dibarengi dengan makin tingginya hilirisasi produk berbahan dasar umbi-umbian ini. Menjamurnya bisnis porang dibarengi dengan munculnya spekulasi tentang porang.
Influencer Expert Porang, Charlie Shirataki menjelaskan banyak miss-perception tentang porang. Charlie mengatakan masyarakat masih menyamakan porang dengan tepung terigu atau tepung singkong siap konsumsi.
“Alhasil, saat ini banyak industri yang mengaku bisa mengolah porang. Sebenarnya, jenis porang dengan tepung singkong itu berbeda,” katanya di sela ISHIIDAILY bersama Asosiasi Pengusaha Kafe dan Resto Indonesia (Apkrindo), Selasa (27/2/2024).
Pria yang juga Chief Markerting Officer brand Mr Ishii ini meluruskan beberapa hal tentang porang dan manfaatnya. Terutama terkait nilai gizi dan efek bagi kesehatan tubuh.
“Tepung porang merupakan produk belum siap makan, karena masih mengandung oksalat tinggi. Saripati porang yang dapat dikonsumsi disebut glukomanan atau konjac gum yang merupakan zat hidrokoloid atau produk pengental,” jelasnya.
Ciri-ciri makanan terbuat dari serat porang harus memiliki serat pangan tinggi. Secara otomatis, teksturnya mirip jelly padat. Tekstur ini bisa dirasakan saat dihidangkan dalam bentuk nasi porang atau nasi konjac maupun shirataki. Nasi konjac ibarat jelly padat berbentuk nasi, sedangkan shirataki adalah jelly padat berbentuk mie.
Charlie menegaskan konjac dan shirataki sebetulnya sama dengan porang. Konjac untuk Bahasa Inggris, sedangkan shirataki adalah penamaan dalam Bahasa Jepang.
“Kemudian muncul pertanyaan, apakah beras porang atau konjac (shirataki) siap seduh yang miripnasi putih, itu asli atau palsu? Jelas tidak! Produk tersebut bukan konjac atau shirataki, karena tidak sesuai dengan kriteria yang saya jelaskan,” urai Charlie.
Sebetulnya kedua kriteria konjac rice dan konjac noodle bisa ditemukan di Jepang dan Korea. Hanya saja masih ditemukan perusahaan yang sengaja membedakan antara porang, konjac dan shirataki, demi meningkatkan penjualan.
Editor : Rochman Arif