x
x

Presiden RI Jokowi Apresiasi Kemajuan KEK Galang Batang

Minggu, 13 Feb 2022 19:56 WIB

JatimKini

Presiden Joko Widodo meluncurkan pelepasan ekspor perdana di tahun 2022 Smelter Grade Alumina (SGA) sebesar 21.001 ton dengan nilai Rp 100 miliar produksi PT Bintan Alumina Indonesia (PT BAI) di Kawasan Ekonomi Khusus Galang Batang, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau. Hadir dalam acara tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku ketua Dewan Nasional KEK Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Sekretaris Kabinet, Menteri Perindustrian, Menteri Perdagangan, Gubernur Provinsi Kepulauan Riau, Bupati Bintan, dan pejabat terkait lainnya.

KEK Galang Batang sendiri ditetapkan melalui PP Nomor 42 Tahun 2017 dan resmi beroperasi tanggal 8 Oktober 2018. KEK ini merupakan salah satu role model dalam kegiatan produksi dan pengolahan di KEK yang dapat menyerap tenaga kerja dan meningkatkan ekspor. Saya sekarang datang ke Bintan khusus melihat bagaimana pembangunan PT Bintan Alumina Indonesia. saya kaget ternyata sudah segede ini. Padahal baru Pak Santoni tahun 2018 Pak, cepat sekali. Ini yang kita kejar seperti ini. Saya terima kasih ada perusahaan-perusahaan seberani ini membangun dengan investasi tentu saja dengan risiko-risiko yang ada ujar Jokowi dalam sambutan yang memberikan apresiasi pada KEK Galang Batang.

Tahun 2021, KEK Galang Batang telah melakukan ekspor SGA sebanyak 530.000 ton dengan nilai Rp 2,6 Triliun. Jumlah investasi yang telah direalisasikan hingga akhir 2021 sebesar Rp 15,7 triliun dari rencana total investasi sebesar Rp 36,25 triliun yang akan direalisasikan sepenuhnya pada tahun 2025. Adapun jumlah tenaga kerja yang telah terserap sebanyak 3.480 orang, sebagian besar berasal dari wilayah sekitar Bintan dan Tanjung Pinang.

PT BAI tahun ini tengah menyelesaikan peningkatan kapasitas produksi sebesar 1 juta ton/tahun sehingga total produksi PT BAI akan dapat mencapai 2 juta ton/tahun. Selanjutnya PT BAI berencana melakukan hilirisasi SGA dalam bentuk aluminium ingot. Kedepannya, bukan tidak mungkin PT BAI juga akan memproduksi produk olahan dari aluminium ingot menjadi pelat, billet, scrap, dan bentuk profil yang akan diperlukan dalam proses industri seperti pesawat terbang, kapal, konstruksi, serta otomotif.

Presiden menekankan pentingnya hilirisasi dan mulai bisa menghentikan ekspor bahan mentah dari luar. Coba kalau kita buat industri seperti ini kita dapat royaltinya, kita dapat pajak perusahaannya, kita dapat pajak pribadinya, kita dapat biaya ekspor keluar, kita bisa dapat penerimaan negara bukan pajak semua dapat. Yang paling penting membuka lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya. tegas Jokowi. Kita akan stop ekspor raw material bauksit, bahan mentah bauksit, stop, karena di Bintan sudah ada pabriknya, di Bintan sudah ada industrinya imbuhnya.

Pemerintah mendukung hilirisasi dalam rangka meningkatkan nilai tambah serta untuk pemenuhan kebutuhan industri dalam negeri yang semakin meningkat. Dalam laporannya, Airlangga mengungkapkan nilai tambah yang akan dihasilkan dengan melakukan produksi dan ekspor barang setengah jadi, bahkan barang jadi. harga bauksit per tonnya adalah USD 31,37. Untuk memproduksi alumina ini dibutuhkan 6 ton bauksit, jadi untuk memproduksi 1 ton alumina bahan baku nilainya USD 188,2. begitu jadi smelter grade alumina harganya USD 770 sehingga terjadi kenaikan 4 kali Bapak Presiden. Dan kemudian dari aluminium ingot kalau terus diproduksi untuk aluminium ingot itu butuh 2 ton smelter grade alumina, jadi dari USD 1.440 nilai dari aluminium ingot adalah USD 3.174 per ton, nilai tambahnya naik lagi 4 kali. Sehingga kalau dari bauksit bahan baku menjadi aluminium ingot naiknya 16 kali.  Airlangga menambahkan, Setelah pelepasan ekspor SGA ini, akan dilakukan ekspor kembali pada 26 Januari 2022 sebesar 20.000 ton dan selanjutnya telah pula dijadwalkan untuk ekspor dengan tujuan Tiongkok dan Malaysia.

PT BAI sendiri telah melakukan peningkatan kapasitas SDM dengan mengirimkan pelatihan di Universitas Nanshan Tiongkok sebanyak 80 orang dan diharapkan jumlah tenaga kerja yang akan terealisasi pada tahun 2025 akan terserap sebanyak 13.000 orang. selanjutnya tentu kami berharap kawasan kawasan ini menjadi penggerak perekonomian pungkas Airlangga.

KEK Galang Batang merupakan sentra choke point Selat Malaka, berdekatan dengan Batam Free Trade Zone dan Selat Philip, lokasi KEK Galang Batang mempunyai akses langsung dengan Selat Malaka dan Laut China Selatan. Lokasi strategis ini menjadi keuntungan dalam menciptkan peluang bisnis, sehingga ke depannya KEK Galang Batang diharapkan mampu memberikan dampka bagi perekonomian Nasional melalui hilirisasi bauksit.

Editor : Redaksi

LAINNYA