Reporter : Redaksi
JATIMKINI.COM, Penjabat Wali Kota Malang Wahyu Hidayat berkomitmen melanjutkan tren positif mengendalikan inflasi sepanjang tahun 2024. Karena itu, ia menginstruksikan anggota Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) melakukan langkah strategis yang responsif, adaptif dan peka terhadap perubahan.
Sesuai data BPS, inflasi di Kota Malang pada Desember 2023 sebesar 0,22% (month to month/mtm) dan 2,56% (year on year/yoy) dan 5,56% (year to date/ytd). Capaian kinerja itu di bawah rata-rata Provinsi Jawa Timur dan nasional.
“Saya yakin, dengan kerja keras dan sinergi yang baik, TPID Kota Malang dapat mengendalikan inflasi di tahun 2024,” tegas Wahyu Hidayat dalam rilis Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Kota Malang.
Wahyu mengungkapkan penekanan itu saat rapat koordinasi di kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang, Kamis (11/1) lalu. Pertemuan TPID merumuskan program kerja yang responsif dan adaptif terhadap perubahan-perubahan yang mungkin terjadi.
“Tidak hanya menetapkan target-target yang tepat, tetapi juga merancang strategi yang terukur, inovatif, dan terintegrasi guna meningkatkan efisiensi serta efektivitas langkah-langkah pengendalian inflasi di Kota Malang,” katanya.
Wahyu menginstruksikan langkah strategis yang harus dilanjutkan, yakni meneruskan gerakan pangan murah, panen cabai yang ditanam Desember, pengembangan tanam cabai melalui urban farming, dan kerja sama tanam cabai melibatkan masyarakat.
Selanjutnya, kesinambungan pemantauan harga pangan, monitoring dan evaluasi pasar. Warung tekan inflasi mbois ilakes harus dilanjutkan mengingat keberadaan warung ampuh mengendalikan inflasi. Termasuk pengadaan, pemeliharaan dan pemanfaatan cadangan pangan pemerintah daerah. Tentu, penguatan koordinasi seluruh BUMN diperlukan terkait program pangan untuk Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
“Optimalkan rakor high level meeting, rehab akses jalan jembatan pada jalur distribusi, sidak pasar dan komunikasi yang makin efektif,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Malang Samsun Hadi menyatakan intervensi pasar murah akan diteruskan untuk mengendalikan inflasi.
“TPID juga terus berkoordinasi untuk menjaga kestabilan harga,” tuturnya.
Samsum mengatakan musim hujan membawa berkah mengingat el nino mulai mereda di sejumlah daerah. Imbasnya, daerah-daerah produsen beras mulai memasuki musim tanam.
“Harapan kita, tiga bulan lagi panen. Mudah-mudahan harga beras stabil,” ujarnya.
Terkait pemicu inflasi, lanjutnya, pendorong di setiap daerah itu terkadang unik-unik. Di Kota Malang karena tiket pesawat dan di Probolinggo pemicunya harga emas. Kota Malang sebagai kota pendidikan dan kota pariwisata wajar bila inflasi dipengaruhi harga tiket pesawat. Hal itu karena supply and demand mengingat maskapai penerbangan di Kota Malang tidak sebanyak di Surabaya dan Jakarta. Di sisi lain, permintaan tiket pesawat cukup tinggi terutama saat liburan.
Editor : Bagus Suryo