JATIMKINI.COM, Rektor Universitas Brawijaya Prof Widodo menyatakan bakal memperkuat material sains dan teknologi masa depan guna menangkap peluang global. Komitmen itu sekaligus memajukan teknologi dan menyiapkan SDM unggul yang memiliki budaya riset.
"Mengembangkan material sains karena tambang kita banyak tapi tidak bisa mengolah. Kekayaan alam banyak, tetapi yang mengeksploitasi orang asing. Nanti yang mengoperasikan semua SDM kita," ucap Widodo, Jumat (5/1).
Selain material sains, pihaknya juga memajukan future science menyatu dalam Science Techno Park. Bahkan, Rumah Sakit UB akan dijadikan pusat riset.
Pengembangan rumah sakit ini, kata Widodo, kebutuhan isu global sektor kesehatan yang terus berkembang.
"Kita baru lepas dari covid, kedepan akan bermunculan isu kesehatan seperti stunting, diabetes dan penyakit degeneratif lainnya," ujarnya.
Untuk itu, perguruan tinggi memiliki tanggung jawab bukan saja pengembangan kesehatan dan pendidikan, melainkan juga riset. Dalam konteks ini, nanti ada konsorsium rumah sakit perguruan tinggi di Indonesia dengan dukungan pendanaan dari pemerintah.
Sementara itu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mendorong Universitas Brawijaya memperkuat riset terapan sekaligus menyiapkan kapasitas SDM unggul.
Menurut dia, Malang semakin maju karena Universitas Brawijaya. Karena itu, perguruan tinggi dinilai memiliki peran vital dalam pengembangan riset. Misalnya, Universitas Brawijaya kuat di pertanian dan peternakan sehingga kedua bidang ini bisa menjadi unggulan dalam mengatasi problem impor daging sapi.
Di luar negeri, lanjutnya, hubungan perguruan tinggi, pemerintah dan industri sangat kuat sehingga teknologi dan SDM begitu maju.
"Kita punya nikel dan bauksit, tapi tidak punya teknologinya. Ada (kendala) dalam kapasitas mengelola yang lebih baik," tegas Suharso Monoarfa usai rapat senat terbuka Dies Natalis ke-61 Universitas Brawijaya di Malang.
Dengan keterbatasan teknologi itu akhirnya SDM lokal sebatas menjadi buruh, padahal kekayaan alam Indonesia sangatlah melimpah.
"Kita hanya mengirim tenaga kerja. Kita berharap, Universitas Brawijaya masuk ke riset terapan," katanya.
Editor : Redaksi