Reporter : Bagus Suryo
Gerakan pangan murah kembali digelar di Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timur, Jumat (17/11). Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang melakukan gerakan ini untuk mengendalikan inflasi.
"Gerakan pangan murah ini merata di lima kecamatan sampai Desember," tegas Kepala Dispangtan Kota Malang Slamet Husnan Hariyadi, Jumat (17/11).
Ia menjelaskan gerakan ini yang keempat. Sebelumnya di Kecamatan Kedungkandang, Terminal Mulyorejo dan Lapangan Kelurahan Merjosari.
"Bahan pangan yang dijual lebih murah ketimbang harga pasar," katanya.
Pelaksanaannya bekerja sama dengan BUMN, gabungan kelompok tani dan BUMD Tugu Aneka Usaha.
Dalam gerakan pangan murah ini, BUMN PT Rajawali Nusindo menjual 120 kg gula, 60 kg minyak goreng bantal, 60 liter migor botol dan 20 kg garam. Romi, petugas Pabrik Gula Krebet baru mengatakan gula dijual Rp15.500 per kg.
Sedangkan BUMD Tugu Aneka Usaha Kota Malang menjual 30 dus minyak kita seharga Rp13.500 per liter. Minyak Alco Rp28.000 per 2 liter. Minyak Sanco Rp17.000 per liter, beras wanita Rp68.000 per 5 kg, beras wanita Rp134.500 per 10 kg, beras wanita Rp334.500 per 25 kg.
Adapun telur dijual Rp24.500 per kg, cabai merah besar Rp57.000 per kg, gula Kebonagung Rp15.800 per kg. Khusus beras SPHP Bulog sebanyak 2 ton dijual dengan harga Rp51.000 per kg.
Menurut Wakil Pemimpin Cabang Bulog Malang Wira Hutomo, beras SPHP yang dijual di gerakan pangan murah ini lebih murah ketimbang harga eceran tertinggi Rp54.500 per 5 kg.
Selain gerakan pangan murah, Dispangtan Kota Malang juga menyalurkan bibit cabai ke masyarakat. Penyaluran bibit pada masyarakat, di antaranya pada kelompok wanita tani, kelompok urban farming rukun warga dan kelurahan.
Sejauh ini, bantuan digulirkan sebanyak 5.000 polybag. Per kelompok mendapatkan 250 polybag, penyangga dan pupuk NPK. Kini, penyaluran sudah dan sedang berjalan.
Editor : Redaksi