JATIMKINI.COM, Pelaksanaan cabang olahraga ( cabor) Muaythai di Pekan Olahraga Provinsi IX Jawa Timur 2025 yang berlangsung selama empat hari ( 1-4 Juni 2025) di Gedung Islamic Center, Malang kemarin langsung mendapatkan apresiasi Ketua Pengprov Muaythai Indonesia (MI) Jawa Timur Baso Juherman karenba dianggap sukses dan sesuai harapan.
Menurut Baso sapaannya, selama empat hari cabor muaythai digelar, semua berjalan lancar dan tidak ada kejadian yang kontroversial akibat keputusan wasit juri yang dinilai tidak adil oleh peserta. Hal ini bisa dilihat dari nihilnya protes dari 34 kabupaten/kota yang ambil bagian.
Baca juga: Kota Kediri Berhasil Sabet Medali di Porprov IX Jatim 2025. Ini Jumlahnya
“Alhamdulillah, selama empat hari pelaksanaan cabor muaythai di Porprov IX 2025 berjalan lancar. Dan diikuti oleh 298 peserta. Saya rasa ini rekor dengan peserta terbanyak untuk cabor beladiri yang diikuti oleh 34 kabupaten/kota,” tegas Baso, di Kota Malang kemarin
Baso menjelaskan, dalam pergelaran Porprov kali ini, ada sebanyak 24 medali emas yang diperebutkan. Rinciannya terdiri dari 6 nomor seni, dan 18 fight. Meski cukup banyak nomor yang dipertandingkan, tidak ada keributan yang terjadi.
Hal ini lanjut Baso, tidak lepas dari langkah antisipatif dari Ketua Pengprov MI Jawa Timur dan panitia pelaksana sebelumnya. Di mana mereka mengultimatum wasit juri yang terindikasi curang akan dipulangkan.
“Saya ultimatum wasit-juri, kalau sampai terjadi kecurangan akan langsung kami pulangkan. Dan bisa dilihat, semua puas karena kepemimpinan wasit dan penilaian juri sangat fair. Tidak ada kecurangan selama pelaksanaan,” tegas Baso.
Tidak hanya sebatas itu saja sebut Baso, panpel juga menyita seluruh telepon seluler wasit-juri selama memimpin pertandingan, khususnya di partai final. Hal ini bertujuan agar wasit-juri yang bertugas tidak ada komunikasi dengan pelatih atau ofisial dari kabupaten asal mereka.
Baca juga: Cabor Selam Kolam Ukir Rekor Baru di Ajang Porprov IX Jatim
“Wasit juri ini kan kita ambil dari berbagai kabupaten/kota, yang sudah mengikuti penataran Tingkat daerah maupun nasional. Dan tentu sudah bisa kita lihat kualitas mereka. Alhamdulillah mereka bertugas dengan cukup bagus,” jelas Baso.
Baso pun mengakui sangat puas , hal ini dikarenakan pada Porprov kali tahun ini kekuatan kabupaten/kota relatif merata. Ini bisa dilihat dari sebaran medali. Kalau pun Surabaya kembali tampil sebagai juara umum dengan 5 medali emas, tapi daerah-daerah lain menunjukkan perkembangan yang cukup siginifikan.
Dari daftar panpel, pada Porprov kali ini, dari 34 kota/kabupaten yang mengirimkan atletnya, sebanyak 31 kota/kabupaten berhasil mengantongi medali. Artinya, hampir semua daerah membawa pulang medali.
“Surabaya memang bagus. Mereka punya atlet-atlet berkualitas yang tampil di final. Tapi daerah lain sebetulnya juga tidak kalah. Indikatornya jelas, dari jumlah atlet yang mereka kirimkan. Meski tidak sebanyak Surabaya yang mengirimkan dua kali lipat lebih dari kontingen lain, raihan medali mereka tidak kalah atau bisa dibilang efektif,” tutur Baso.
Baca juga: Lewat Drama Adu Penalti Tim Sepak Bola Surabaya Raih Emas di Porprov IX Jatim 2025
Ia juga menegaskan, bahwa juara-juara di Porprov kali ini bukanlah kejutan. Selain mereka intens berlatih, para juara ini rutin mengikuti kompetisi di setiap ajang atau turnamen yang digelar Pengprov MI Jatim.
“Tidak ada yang instan untuk menjadi juara. Semua itu berkat kerja keras,” tegas pria yang berprofesi sebagai pengacara ini.
Baso mengungkapkan, para juara di Porprov kali ini berhak mengikuti seleksi Puslatda Jatim proyeksi PON NTT-NTB 2028 mendatang. Rencananya, mereka akan dimasukkan dalam daftar Puslatda pada Agustus 2025 nanti.
“Kami kan memberlakukan promosi degradasi. Jadi, kalau atlet yang kemarin ikut Puslatda kalah dari atlet Porprov, otomatis akan kami ganti dengan pemenangnya. Ini bukti bahwa kami fair dengan memberi kesempatan kepada mereka untuk promosi,” pungkas Baso.
Editor : Ali Topan