JATIMKINI.COM, Menikmati keindahan adalah kebutuhan batiniah yang tak bisa diremehkan. Ia menyegarkan jiwa, menyehatkan raga. Keindahan bukan semata soal visual, ia adalah pengalaman spiritual yang menyentuh saraf-saraf emosi, menjalari kesadaran. Kadang menitikkan air mata dari mata yang tak pernah ingin berkedip di hadapan pancaran estetika sejati.
Ketika kita berdiri di hadapan sebuah lukisan yang baik, bukan sekadar lukisan bagus secara teknis tetapi utuh bersama ruhnya. Kita bisa merasakan aura yang memancar. Energi halusnya menyapa hati seperti desah lembut angin di permukaan danau yang tenang. Ada kehangatan yang mengembang semacam kebahagiaan sunyi yang tak bisa dijelaskan kecuali oleh rasa.
Baca juga: Soiful "Sampang" Pameran Tunggal di Galeri Filadelvia
Namun, keindahan semacam itu tidak datang begitu saja. Ia lahir dari sebuah proses panjang yang jujur dan melelahkan. Hanya pelukis yang memiliki dedikasi sejati yang memilih jalan senirupa bukan sebagai pelarian melainkan sebagai panggilan yang bisa sampai pada titik itu.
Perupa yang bertanggung jawab sepenuhnya atas pilihannya akan mengasah diri secara intensif. Bukan hanya agar tangannya piawai memainkan kuas dan media tetapi agar jiwanya peka membaca gerak warna dan bisikan bentuk.
Baca juga: Pelukis Triyoso Mengabadikan Kegembiraan Ke Kanvas
Ia mematangkan teknik secara sadar, memahami harmoni warna, ritme garis, keseimbangan bidang, penguasaan tekstur dan volume. Tapi itu belum cukup, ia juga mempertajam intelektualitas dan menumbuhkan spiritualitas.
Sebab lukisan bukan sekadar tampilan tetapi tafsir dunia batin yang tercurah dalam bahasa visual, bahasa senirupa yang khas, tak sekadar naratif, tapi asosiatif, metaforis, kadang simbolik. Di situlah bobot kekaryaan tumbuh dari perpaduan antara keterampilan tangan, kejernihan pikir dan kedalaman rasa.
Baca juga: Lukisan Triyoso Yusuf, Potret Kekayaan Wonosalam Jombang
Menikmati keindahan itu penting. Tapi lebih penting lagi adalah kita tau bahwa keindahan yang sejati selalu lahir dari proses mendalam, penuh cinta dan bermakna.
Editor : Ali Topan