Swasembada Gula Makin Dekat ? Begini Pandangan Regional Head PTPN I Regional 4

Reporter : Peni Widarti
Dari kiri-kanan, Region Head PTPN I Regional 4 Subagiyo, Guru Besar dan Pengamat Ekonomi Unair Imron Mawardi dan Ketua PWI Jatim Lutfil Hakim dalam acara bedah buku ‘Harapan Baru Industri Gula Nasional’, Senin (23/12/2024). Foto : Peni Widarti

JATIMKINI.COM, Target swasembada gula nasional diyakini bakal segera terwujud pasca dilakukan kerja sama antara PT Perkebunan Nusantara (PTPN) I dengan Sinergi Gula Nusantara (SGN) tentang optimalisasi pengelolaan dan pengolahan komoditas tebu secara end to end.

Selain itu, optimisme tersebut juga didukung dengan adanya kebijakan pemerintah baru-baru ini yang akan menghentikan impor gula mulai 2025, terutama untuk gula konsumsi agar tidak mengganggu pasar gula nasional.

Baca juga: Dorong UMKM Naik Kelas, PTPN I Regional 4 Gelontorkan Rp3 Triliun Dalam 5 Tahun

Region Head PTPN I Regional 4, Subagiyo mengatakan dalam mengawal terjadinya swasembada gula ke depan, yang dibutuhkan saat ini adalah pengelolaan SDM setelah menggabungkan dua entitas yang berbeda.

“Karyawan-karyawan yang PTPN yang bergabung di SGN punya kompetensi cukup untuk mengawal terjadinya swasembada, baik karyawan on farm dan off farm. Menggabungkan 2 entitas yang beda jadi kekuatan, dengan kebinekaan karyawan yang ada dengan menjadi karyawan di SGN harusnya kita melihat sebuah kekuatan,” ujarnya dalam acara Bedah Buku berjudul ‘Harapan Baru Industri Gula Nasional’ yang ditulis langsung oleh Region Head PTPN I Regional 4, Subagiyo, Senin (23/12/2024).

Dia melanjutkan, untuk mencapai taregt swasembada gula nasional juga diperlukan kebijakan pemerintah yang mendukung penuh. Selain tahun depan impor gula bakal dihentikan, saat ini pemerintah juga tengah berupaya untuk menciptakan dan menata ulang lagi pertanian dari sisi sistem pengairan.

“Hari ini saya menyaksikan pemerintah sangat mendukung terbentukanya swasembada. Mulai dengan menghentikan impor gula, lalu kebutuhan utama dari tanaman tebu adalah kebutuhan akan tata kelola air, dan ini pemerintah sudah berusaha. Ditambah lagi, di 2025 sebuah blessing untuk SGN karena diawali dengan curah hujan yang bagus, jadi protas tebu akan lebih bagus,” ujarnya.

Menurutnya, dengan penghentian impor gula, setidaknya gula konsumsi dalam 2 tahun ke depan, secara perhitungan normatif progres menuju swasembada gula bisa tercapai, meskipun memang saat ini gula konsumsi nasional belum bisa dipenuhi oleh industri secara total. 

“Dengan potensi-potensi yang ada, kendala utama sebenarnya adalah pemenuhan peraiaran di periode awal. Makanya salah satu visi pemerintah memperbaiki sistem perairan di seluruh pertanian di Indonesia, lalu pada Januari 2025 juga dipastikan tidak akan kekurangan pupuk. Nah 2 Langkah ini sudah sangat signifikan untuk memenuhi Bahan Baku Tebu (BBT),” jelasnya.

Baca juga: Dukung Swasembada Gula, Bank Jatim Jadi Penyalur KUR Khusus Tebu

Menurut Subagyo, dengan kondisi pabrik gula (PG) yang ada saat ini seharusnya masih mampu untuk memproduksi gula secara maksimal tanpa harus melakukan investasi besar-besaran di sisi of farm, sebab bakal ada beban penyusutan yang tinggi.

“Dengan pabrik yang ada sekarang pun cukup untuk mencapai swasembada, karena biaca kapasitas, sebagian besar PG kita belum bekerja maksimal. Dulu di PG pernah giling sampai Desember, tapi sekarang sampai September sudah selesai, dan itu tercapai 2,3 juta ton, harusnya bisa dikondisikan sampai awal Desember saja itu bisa dua kali lipat,” paparnya.

Guru Besar dan Pengamat Ekonomi Universitas Airlangga, Imron Mawardi menambahkan, untuk mencapai swasembada gula dibutuhkan pembenahan secara komprehensif dari sisi on farm dan off farm yang kini sudah berada di tangan SGN.

“Selain itu, kita memang perlu kebijakan pemerintah termasuk keberpihakan kepada petani yang punya lahan kecil-kecil, mereka butuh subsidi bibit tebu, subsidi pupuk serta kredit usaha dengan bunga murah sehingga ini akan meningkatkan produktivitas tanaman tebu,” ucapnya.

Baca juga: SGN & Gubernur Khofifah Luncurkan KUR Khusus Tebu di Bondowoso

Imron juga menilai bahwa konsep industri gula masa depan untuk mencapai swasembada itu tertuang secara komprehensif dengan segala dinamika dan persoalannya dalam buku ‘Harapan Baru Industri Gula Nasional’.

“Saya kira buku ini akan dapat menjadi catatan referensi dan ke depan menjadi spirit bagaimana yang diimpikan Kabinet Merah Putih melalui Asta Cita itu bisa benar-benar terwujud,” ujar Ketua PWI Lutfil Hakim.

 

 

Editor : Peni Widarti

Ekonomi
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru