JATIMKINI.COM, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) I Regional 4 terus berupaya untuk menjalankan komitmen terhadap proses bisnis yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan melalui sejumlah kegiatan circle waste.
Region Head PTPN I Regional 4, Subagiyo mengatakan, praktik bisnis yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan di PTPN I Regional 4 telah dan akan terus diimplementasikan melalui teknik budidaya tanaman tebu hingga pengolahan limbah.
Baca juga: Menuju Swasembada Gula, Produktivitas Kebun Tebu Kalitelepak Tembus 164%
"Kami di PTPN I Regional 4 memiliki kesadaran yang kuat terhadap teknik budidaya hingga pengelolaan limbah di lingkungan sekitar kami. Oleh karena itu, kami terus berkomitmen untuk menjaga praktik bisnis yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan,” ujarnya, Senin (29/4/2024).
Menurutnya, keberlanjutan lingkungan bukan menjadi tujuan akhir, melainkan proses berkelanjutan yang membutuhkan komitmen dan kerja keras.
"Kami pastikan siap untuk terus mengawal dan meningkatkan kinerja kami dalam hal ini,” imbuhnya.
Subagiyo memaparkan beberapa kegiatan circle waste yang telah diimplementasikan PTPN I Regional 4. Salah satunya terhadap teknik budidaya tebu.
Dalam budidaya tebu, perusahaan selalu memastikan ketersediaan air untuk tutup tanam tepat waktu melalui perbaikan Water Management System di seluruh lahan-lahan HGU dengan membangun sumber-sumber air di antara embung, sumur artesis dan sumur bor, sarana-prasarana irigasi dan drainase serta adopsi teknologi irigasi dengan metode drip irrigation.
Baca juga: SGN Bersiap Masuk Musim Giling Tebu, Produksi Gula Diproyeksi 992.000 Ton
"Dengan demikian, penggunaan air dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien," katanya.
Sementara dalam praktik pengolahan limbah, lanjut Subagiyo, pengelolaan tebu tidak meninggalkan limbah bagi lingkungan, tetapi justru menciptakan sirkulasi yang produktif. Langkah tersebut diwujudkan dalam penggunaan blotong sebagai pupuk organik.
Blotong sendiri merupakan limbah padat dari tebu. Blotong memiliki kandungan karbon, nitrogen, phospat, kalium dan beberapa mineral lain yang dapat mendukung perbaikan sifat tanah.
Baca juga: Harga Gula di Jatim Tembus Rp18.000/kg. Stok & Biaya Produksi Pemicunya?
“Melalui Pusat Penelitian (Puslit) Sukosari, kami mengambil langkah inisiatif agar blotong tersebut dapat diurai dan difermentasi bersama zat organik lain, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang aman bagi tanah,” papar Subagiyo.
Ia menambahkan, perusahaan juga tengah menaruh perhatian terhadap implementasi bioetanol sebagai bahan bakar nabati yang dihasilkan dari tetes tebu.
"Hal ini merupakan bentuk dukungan perusahaan terhadap pemerintah, sekaligus komitmen yang senantiasa dijaga PTPN I Regional 4 melalui PT Energi Agro Nusantara (Enero) dalam rangka mendukung akselerasi penurunan gas emisi karbon," imbuhnya.
Editor : Peni Widarti