x
x

SGN Bersiap Masuk Musim Giling Tebu, Produksi Gula Diproyeksi 992.000 Ton

Kamis, 25 Apr 2024 08:01 WIB

Reporter : Peni Widarti

JATIMKINI.COM, PT Perkebunan Nusantara Group yang dikelola oleh PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) memastikan kesiapan giling tebu di pabrik gula (PG) yang dikelolanya sehingga akan menambah pasokan gula nasional tahun ini.

Direktur Utama SGN, Aris Toharisman mengatakan, untuk saat ini baru PG Kwalamadu yang telah memulai giling tebu, mengingat karakteristik iklim di wilayah Sumatera Utara.

“Saat ini pabrik gula SGN telah siap giling tebu petani untuk memenuhi kebutuhan gula konsumsi masyarakat. Tinggal menunggu tingkat kemasakan tebu untuk mencapai rendemen optimal,” ujarnya, Rabu (24/4/2024).

Dia mengatakan, harga gula di pasarasan saat ini memang cenderung mengalami kenaikan. Hal ini terjadi lantaran stok gula yang berkurang, dan sebagian gula impor juga masih dalam proses pengadaan. 

“Stok tersebut akan terpenuhi kembali ketika pabrik gula giling kembali. Meski demikian berdasarkan data saat ini hingga giling tebu mendatang, stoknya masih aman,” imbuhnya.

Aris memaparkan, pada Maret lalu, SGN memiliki ketersediaan gula sebanyak 2.800 ton untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sampai musim giling 2024. Selain itu, masih ada persediaan gula milik petani dan milik pedagang di gudang PG SGN.

Adapun total stok gula saat ini sekitar 144.000 ton dengan sebaran di Sumatera Utara 7.000 ton, Sumatera Selatan 12.000 ton, Lampung 4,7 ton, Jawa Tengah 4.300 ton, Jawa Timur 113.000 ton, dan Sulawesi Selatan 3.000 ton. 

“Produksi gula nasional tahun ini diperkirakan akan mencapai 2,3 juta ton, lalu sekitar 992.000 ton merupakan gula yang dihasilkan oleh PTPN dan petani yang memasok tebu ke SGN,” imbuh Aris.

Ia menambahkan, keterlibatan petani tebu dalam pencapaian swasembada gula nasional sangat besar. Untuk itu pihaknya memberikan perhatian khusus terhadap petani mitra di antaranya melalui penyediaan sarana produksi dalam program Makmur yang bersinergi dengan PT Petrokimia Gresik hingga pihak perbankan untuk keperluan permodalan biaya kebun hingga tebang angkut.

SGN, katanya, terus berupaya meningkatkan kinerja industri gula melalui berbagai cara. Pertama, melakukan perbaikan hubungan kemitraan dengan petani tebu. Kedua, memfasilitasi petani dalam penjualan gula pada harga relatif tinggi dengan pembayaran cepat. Ketiga, memfasilitasi ketersediaan pupuk melalui program Makmur bekerja sama dengan BUMN Pupuk dan perbankan. 

“Dampaknya terlihat dari perluasan area tebu rakyat tahun ini dari sebelumnya sekitar 120.000 ha menjadi 123.000 ha,” tambah Aris.

Sebelumnya, Bapanas telah  melakukan penyesuaian Harga Acuan Pembelian (HAP) sebesar Rp17.500/kg sesuai dinamika harga di lapangan, terutama dalam mengakomodir harga jual gula petani.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), Sunardi Edy Sukamto mengatakan, petani menyambut positif kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan mendukung upaya swasembada gula baik.

“Pada intinya peran petani tebu tidak dilupakan dan pencapaian swasembada gula harus sejalan dengan peningkatan kesejahteraan para petani tebu,” ujarnya.

Edy menambahkan, petani berharap kepada pemerintah agar menjaga kestabilan harga baik di tingkat produsen maupun konsumen sehingga iklim usaha tani tebu rakyat bisa kondusif dan konsisten, sebab naik turunnya harga akan menjadi kelesuan usaha tani tebu rakyat. 

“Kami berharap harga gula yang konsisten dengan mempertimbangkan dua aspek produsen dan konsumen akan lebih baik,” imbuhnya.

 

 

 

Editor : Peni Widarti

LAINNYA