x
x

Usaha Batik Impian Difabel

Selasa, 03 Okt 2023 08:06 WIB

Reporter : Bagus Suryo

JATIMKINI.COM, Sejumlah difabel sibuk membatik. Mereka fokus pada motif sesuai kreativitas dan inspirasi masing-masing dalam spirit menyambut Hari Batik Nasional di Kota Malang, Jawa Timur.

"Ada motif arjuna, teratai dan topeng," tegas Sekretaris Difabel Creative Community Kota Malang Dwi Lindawati di Soendari Batik Malang, Jalan Soekarno Hatta PTP II Nomor A2, Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Minggu (1/10).

Pagi itu, Dwi fokus mencanting pada kain putih. Begitu pula Sri Wahyuni, Yuliana, Yuda Martini dan Frisky. Mereka terlihat mahir membatik. Tak begitu lama, kain putih polos sudah penuh warna.

Dwi mengaku bersama rekannya praktik membatik untuk menyiapkan diri membuka usaha agar nantinya mandiri. Mereka bakal membuat motif khas difabel dengan pendampingan praktisi batik. Sebab, usaha batik kini sedang moncer. Pasarnya pun terbuka, konsumen bukan saja warga lokal dan wisatawan nusantara, melainkan juga mancanegara.

Semula, para difabel perlu beradaptasi selama belajar. Tapi akhirnya mereka mulai terbiasa membatik.

Menurut Ketua Difabel Creative Community Malang, Sutarno, praktik membatik arahnya pada peningkatan ekonomi. Pelatihan ini, lanjutnya, wujud pemberdayaan masyarakat.

Tentu, bukan hanya membatik sebagai pintu untuk meningkatkan perekonomian. Namun, berbagai usaha turut dikembangkan seperti usaha keset, fesyen, kuliner, camilan dan keripik. Dukungan pemerintah diperlukan selain bantuan pelatihan, juga merekrut lebih banyak difabel sebagai Tenaga Pendukung Operasional Kegiatan (TPOK) di Pemkot Malang. Harapan itu terus digelorakan mengingat organisasi perangkat daerah Kota Malang masih minim melibatkan difabel.

"Kami berharap ada lebih banyak difabel bekerja di Pemkot Malang. Sebab selama ini yang terbanyak baru di Polresta Malang Kota," ungkapnya.

Kendati demikian, ia mengatakan pembangunan di Kota Malang kian membaik. Pemkot melibatkan difabel dalam pembangunan melalui musrenbang tematik. Meski faktanya ada kekurangan terutama fasilitas ruang terbuka hijau (RTH) belum sepenuhnya ramah difabel dan akses pelayanan publik semestinya inklusif.

"Pembangunan sudah lumayan baik, tapi harus ditingkatkan. RTH, taman kota dan taman lainnya belum ramah bagi difabel," ujarnya.

Direktur Batik Soendari Satrya Paramandana menunjukkan motif batik khas Malang pada konsumen.
"Direktur Batik Soendari Satrya Paramandana menunjukkan motif batik khas Malang pada konsumen. "

Pasar batik

Ketua Asosiasi Perajin Batik Kota Malang Isa Wahyudi akrab disapa Ki Demang menyatakan pertumbuhan usaha batik signifikan. Hal ini membuktikan pasarnya sangat bagus karena Kota Malang menjadi destinasi pariwisata unggulan nasional. Sejauh ini, Pemkot Malang memberikan dukungan penuh untuk pengembangan usaha sampai membantu pemasaran.

Bahkan, penyandang disabilitas difasilitasi melalui berbagai program pelatihan dan pembinaan. Pelaku hotel pun turut memasarkan melalui displai sehingga memantik minat pengunjung untuk membeli produk pembatik. Harga batik dipatok variatif mulai Rp250.000 sampai Rp1 juta per potong.

"Para pembatik difasilitasi di ruang pamer hotel. Produk batik juga mengisi ruang displai di Malang Creative Center. Kerja sama berbagai pihak sangat baik membranding dan marketing," ucapnya.

Sementara itu, Manajemen Soendari Batik Malang Isa Aprillia mengatakan usaha batik berkembang pesat. Para difabel mendapatkan pelatihan sampai mahir sehingga siap mengembangkan usaha secara mandiri. Di galeri itu memiliki koleksi 1700 motif batik seluruh daerah di Indonesia.

"Koleksi batik tulis terbanyak. Yang paling laris motif topeng, apel, dan trembesi," tuturnya.

Konsumennya warga lokal Malang, wisatawan nusantara dan mancanegara dari Amerika, Singapura, Malaysia, dan Prancis. Sedangkan omzet Rp30 juta hingga Rp90 juta per bulan. Menyerap 15 karyawan mulai produksi, canting, cap, mewarna, nglorot atau menghilangkan malam, penguncian warna, jahit pinggir sampai pemasaran.

Editor : Bagus Suryo

LAINNYA