Reporter : Ali Topan
JATIMKINI.COM, Usai dilantik Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa Pj Bupati Tulungagung Heru Suseno secara tegas mengatakan, pihaknya segera melakukan konsolidasi baik intern maupun ekstern untuk melaksanakan program dan kegiatan di Kabupaten Tulungagung, utamanya mencegah stunting dan kemiskinan ekstrem.
"Angka stunting harus terus diturunkan dan angka kemiskinan ekstrem di Tulungagung nol. Ini tugas saya bersama jajaran untuk bisa mempertahankan. Termasuk proses pelaksanaan PAPBD dan menyusun untuk perencanaan di tahun 2024 nantinya,” kata Heru usai dilantik di Gedung Negara Grahadi, Surabaya kemarin
Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur Khofifah meminta Pj Bupati Tulungagung Heru Suseno untuk fokus pada dua hal utama, yaitu soal penurunan angka stunting dan kemiskinan ekstrem di wilayah itu.
Menurut Perempuan nomer satu di Jawa Timur ini, guna mengatasi stunting di wilayah Tulungagung butuh waktu serta kerja keras guna menurunkan angka stunting dan kemiskinan.
Untuk Tim PKK Tulungagung kata Khofifah, wajib ikut andil untuk mengatasi dua masalah itu. Keterlibatan Tim PKK Tulungagung menangani kasus stunting tidak diragukan lagi. Pasalnya, Tim PKK Tulungagung selalu menjadi juara satu di berbagai sektor utamanya dalam upaya menurunkan angka stunting
"Saya mohon Pj Bupati Tulungagung bersama TP PKK selanjutnya bisa menjaga dan meningkatkan capaian prestasi tersebut. Hal ini menjadi penting karena di tahun 2024 karena target penurunan stunting secara nasional di angka 14 persen harus didorong semua pihak dan semua lini," pesan Khofifah
Sementara untuk menurun angka stunting Khofifah meminta Tim PKK Tulungagung agar Posyandu digunakan sebagai garda terdepan dalam mengintervensi sejak adanya potensial stunting. Hal ini, karena ada kekurang sesuaian yang sering terjadi saat proses bulan timbang, dimana ada ketidak cocokan saat mengukur panjang bayi.
Khofifah mencontohkan, apabila hendak ditimbang, sebagian besar bayi menangis. Kemudian kakinya terlipat maka hasil panjang bayi tidak sesuai. Seharusnya ketika ditimbang, bayi tidak dalam keadaan menangis karena akan mengurangi panjang bayi.
Sehingga hasil antara Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dan bulan timbang datanya tidak sesuai. SSGI Jawa Timur sebesar 19,2 persen , sedangkan bulan timbang di Jatim sebesar 7,8 persen.
"Ini coba kami teliti untuk bisa mendekatkan bagaimana format data antara bulan timbang dan SSGI seimbang. Bahkan kita juga sempat menghadirkan Pusat Data dan Teknologi (Pusdatin) dari Kementerian Kesehatan untuk mencari titik temu karena disparitas hasil SSGI dan bulan timbang lebar sekali," ujarnya.
Agar disparitas tidak terjadi dan ada kecocokan data antara bulan timbang dan SSGI, Gubernur Khofifah meminta, perhatian khusus kepada TP PKK Tulungagung untuk menjadikan prioritas capaian program. Sehingga capaian angka 14 persen ditargetkan dari pemerintah pusat bisa dicapai tahun 2024 oleh Jatim.
"Maka sinergitas dengan semua lini penting utamanya posyandu," pungkas Khofifah
Editor : Ali Topan