x
x

Standarisasi Pengelolaan Pacu Peningkatan Kinerja Arus Petikemas Pelindo

Selasa, 08 Agu 2023 20:23 WIB

Reporter : Alvian Yoananta

JATIMKINI.COM, Selama 2 tahun melakukan merger, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) telah mencatatkan peningkatan kinerja yang positif dari berbagai sisi mulai dari kecepatan pelayanan, hingga efisiensi biaya dan waktu.

Seperti diketahui, Pelindo telah resmi melakukan merger sejak 1 Oktober 2021 sebagai upaya mentransformasi operasional melalui standardisasi dan sistemisasi pelabuhan yang ditunjang dengan peningkatan kapabilitas Sumber Daya Manusia (SDM) serta transformasi proses bisnis.

Transformasi tersebut mulai terlihat setelah 1 tahun merger berjalan, yakni dengan adanya peningkatan kinerja dan produktivitas di sejumlah pelabuhan. Peningkatan produktivitas bongkar muat diukur dengan parameter boks per kapal per jam (BSH) dan penguranganport stay atau waktu sandar kapal di pelabuhan yang diukur dengan jumlah hari.

Melalui transformasi ini diharapkan waktu sandar dan bongkar muat lebih pendek dan membuat biaya operasional makin efisien, dan trafik kapal dapat meningkat. Bagi pelanggan, baik shipping line maupun cargo owner, dapat memetik manfaat berupa efisiensi biaya dan business opportunity yang lebih besar.

Corporate Secretary PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP), Widyaswendra mengatakan selama 2 tahun ini Pelindo telah melakukan banyak transformasi, salah satunya perluasan area operasional SPTP selaku subholding Pelindo. Hingga saat ini, SPTP telah mengoperasikan sebanyak 29 terminal petikemas yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Sejak 2022 SPTP menerima serah operasi terminal di 14 kantor cabang dan inbreng 7 anak perusahaan. Saat ini terdapat 15 kantor cabang dengan keseluruhan terminal sebanyak 29 terminal petikemas setelah ditambah 2 terminal lagi yang kami kelola yakni TPK Bagendang dan TPK Bumi Harjo Kalimantan Tengah,” jelasnya, Selasa (1/8/2023).

Dia mengatakan, serah operasi terminal peti kemas merupakan bagian dari rencana strategis perusahaan pasca merger Pelindo. Secara bertahap kegiatan pelayanan terminal peti kemas ini akan diserahkan operasikan dari holding Pelindo kepada SPTP.

Nantinya, kata Widyaswendra, SPTP akan melakukan sejumlah transformasi di terminal meliputi standardisasi dan digitalisasi bisnis proses, peningkatan kompetensi bagi pekerja, serta peningkatan kehandalan peralatan penunjang kegiatan terminal peti kemas.

“Seluruh terminal peti kemas akan memiliki standar pelayanan yang sama sesuai dengan kelas masing-masing guna memudahkan kontrol dan monitoring bagi SPTP selaku operator maupun perusahaan pelayaran sebagai pengguna jasa,” imbuhnya.

Menurut pengamat maritim dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Saut Gurning, pengoperasian terminal peti kemas dalam satu entitas subholding SPTP akan semakin mempermudah proses perencanaan dan koordinasi sehingga setiap terminal memiliki keseragaman.

“Standardisasi dan kesamaan proses bisnis menjadi satu perhatian yang harus segera diselesaikan oleh perseroan. Kinerja operasional juga perlu ditingkatkan, agar waktu kapal di terminal lebih cepat atau dipangkas, sehingga tujuan menekan biaya dan meningkatkan kinerja logistik dapat tercapai,” ujarnya.

Selain memperluas area operasional, setelah merger ini SPTP juga melakukan upaya peremajaan alat bongkar muat tahun ini, misalnya di Terminal Petikemas Surabaya (TPS Surabaya) dan IPC TPK Area Panjang seperti 4 unit QCC (quay container crane) dan 14 unit RTG (rubber tyred gantry).

Pengadaan alat baru tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan di TPS Surabaya dan IPC TPK Area Panjang, karena kapal yang masuk ke terminal akan semakin besar.

Menurut Ketua DPC Indonesian National Shipowners Association (INSA) Surabaya, Stenvens Handry Lesawengen, ke depan Pelindo perlu untuk terus berbenah termasuk dengan melakukan peremajaan alat bongkar muat yang bisa menjangkau lebih besar setidaknya 18 rows (susunan peti kemas mengikuti lebar kapal) untuk mendongkrak produktivitas bongkar muat.

“Seperti di TPS Surabaya saat masih menggunakan alat bongkar muat tipe Panamax, sedangkan yang dibutuhkan QCC jenis Post Panamax, apalagi alat yang sekarang sudah berusia lebih dari 20 tahun lalu,” katanya.

Adapun kinerja arus petikemas SPTP pada 2022 tercatat berhasil mencapai 11,16 juta Twenty foot equivalent unit (TEUs). Jumlah tersebut meningkat jika dibandingkan capaian 2021 yakni sebanyak 11,04 juta TEUs. Pada 2023 ini pun, SPTP memproyeksikan kinerja arus petikemas di terminal yang dikelolanya bisa meningkat mencapai 11,53 TEUs.

 

Editor : Ali Topan

LAINNYA