Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang, Jawa Timur, menyatakan inflasi periode Februari 2022 masih terkendali.
Sesuai rilis BPS, Kota Malang mengalami inflasi secara bulanan sebesar 0,18% (month to month/mtm). Adapun inflasi secara tahun kalender sebesar 0,70% (year to date/ytd) dan secara tahunan 2,41% (year on year/yoy) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 106,59.
"Realisasi inflasi Kota Malang tercatat lebih tinggi dari Jawa Timur dan Nasional, masing-masing sebesar 0,05% (mtm) dan -0,02% (mtm)," tegas Kepala Perwakilan BI Malang Samsum Hadi, Senin (7/3).
Secara umum, lanjutnya, inflasi Februari 2022 didorong oleh kenaikan harga kelompok pengeluaran perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga dengan andil sebesar 0,11%. Kenaikan harga juga terjadi pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,09%. Termasuk kenaikan harga kelompok transportasi sebesar 0,05% dan kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,03%.
Sedangkan harga stabil pada kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, kelompok pendidikan dan kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran.
"Kelompok makanan, minuman dan tembakau menjadi satu-satunya kelompok yang mengalami deflasi dengan andil -0,11%," katanya.
Ia mengungkapkan penyumbang inflasi terbesar pada mobil dengan andil sebesar 0,06% (mtm), sabun detergen bubuk dan cair sebesar 0,06% (mtm), daging ayam ras sebesar 0,05% (mtm), bawang merah sebesar 0,05% (mtm) serta biaya keamanan sebesar 0,03% (mtm).
Kenaikan harga mobil sejalan dengan berlanjutnya koreksi harga pasca berakhirnya insentif pajak penjualan barang mewah ditanggung pemerintah (PPnBM-DTP) khususnya untuk mobil dengan harga penjualan di atas Rp250 juta.
Adapun kenaikan harga sabun detergen bubuk dan cair karena kenaikan harga bahan baku oleokimia. Komoditi itu produk turunan minyak sawit di tengah kenaikan harga crude palm oil (CPO) dunia.
Inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh penurunan harga beberapa komoditas seperti minyak goreng dengan andil sebesar -0,15% (mtm), telur ayam ras sebesar -0,09% (mtm), cabai rawit sebesar -0,05% (mtm), dan angkutan udara sebesar -0,03% (mtm).
Editor : Redaksi