x
x

Gerak Cepat Atasi Sumbatan

Rabu, 10 Mei 2023 23:49 WIB

JatimKini

Sutiaji bergegas saat hujan deras mengguyur Kota Malang dan sekitarnya. Wali Kota Malang itu bersama sang anak mengenakan jas hujan, lalu memacu motor berkeliling menuju sejumlah lokasi.

"Ayo le ewangono aku, ngecek banjir (Ayo nak bantu saya mengecek banjir)," tegas Sutiaji membuka pembicaraan soal penanganan banjir beberapa waktu lalu.

Sutiaji turun sendiri mengecek dan melihat langsung problem di lapangan. Ternyata, biang banjir lantaran drainase tersumbat sampah dan sedimen. Ia tak segan turun langsung bersama jajaran rutin membersihkan sampah.

Selanjutnya, ia mempercepat penanganan melalui kebijakan dan implementasi program. Gerakan Angkat Sampah dan Sedimen (GASS) pun dibentuk tahun 2018. Riwayat nama satuan tugas (satgas) itu sinkron dengan spirit Prof Muhammad Bisri. Mantan rektor Universitas Brawijaya itu turut memberikan solusi penanganan banjir di perkotaan.

GASS bekerja tak sendiri, melainkan bersama Dinas Lingkungan Hidup dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Satpol PP pun turut ambil bagian dalam hal penertiban.

Selama beberapa tahun ini, satgas rutin menormalisasi drainase dan sungai. Sampah yang menumpuk diangkut ke tempat pembuangan akhir sampah. Satgas kerap menemukan ban bekas, bantal sampai kasur menyumbat drainase. Fakta itu membuktikan, penanganan banjir tentu harus dibarengi kesadaran lingkungan. Masyarakat harus membuang sampah pada tempatnya.

Dalam konteks ini, petugas terus bekerja secara ikhlas melayani masyarakat. Spiritnya, mencegah banjir dan mewujudkan Malang nyaman. Dalam aktivitasnya, satgas cepat bergerak membersihkan Kali Bima di Purwantoro sampai Candi Mendut. Lalu, menyasar Terusan Dieng, Raya Langsep, Pulosari, Taman Gayam, Kedawung, Letjen S Parman, Bendungan Sigura Gura sampai Pandanwangi.

Konstruksi bangunan yang liar pun dibongkar. Di saluran Pisang Candi tepatnya samping SDN Pisangcandi 1, bangunan itu diratakan pada September 2022. Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) juga membuat sudetan di Jalan Dieng dan Jalan Kelapa Sawit. Pembersihan sampah dan sedimen merambah Bukirsari, Lodan, Kemirahan, Panorama, Klayatan, Kali Kutuk, Polowijen, Jalan Tenaga, Pasar Gadang, Jalan S Parman dan Jalan Letjen Sutoyo.

Pemkot Malang juga membuat masterplan drainase guna mengatasi banjir. Kajiannya bekerja sama dengan Universitas Brawijaya. Sutiaji mengungkapkan masterplan drainase akan menjadi basis penataan ke depan yang lebih terukur. Kota Malang ditargetkan bebas banjir pada 2028.

Kepala Dinas PUPRPKP Kota Malang Dandung Julhardjanto menyatakan fokus pembangunan tahun 2023 menyelesaikan persoalan banjir di timur Kota Malang. Saat ini, pekerjaan berjalan membuat sodetan di Jalan Jongge, Danau Toba dan Kerinci.

"Selama 2023 ada sekitar 40 titik penanganan drainase untuk mengatasi banjir," ucapnya.

Rasakan manfaat

Setelah berbagai penanganan, hasilnya bisa dirasakan. Sejumlah lokasi akhirnya bebas banjir. Semula kerap tergenang saat hujan, kini air cepat mengalir.

Program normalisasi drainase terus bergulir berkelanjutan sampai sekarang. Partisipasi warga aktif melaporkan ketika terjadi problem drainase. Mereka menyampaikan melalui surat dan menelepon petugas.

"Laporan warga melalui surat rata-rata 1-5 per hari. Dalam sepekan bisa 10 pengaduan. Kita klasifikasi sesuai keluhannya. Survei lokasi setelah adanya laporan warga," kata Analis Sumber Daya Air Dinas PUPRPKP Kota Malang Yocky Agus Firmanda, Jumat (14/4).

Setelah menerima pengaduan warga, satgas cepat merespons dan bertindak. Karena itu, saban hari satgas bekerja melakukan survei lokasi lalu menentukan penanganan.

"Laporan harian satgas pada Syamsul dan tim lapangan Hary Widodo sebagai Koordinator GASS, tuturnya.

Saat survei lokasi, khusus medan berat menggunakan alat bantu drone. Pesawat nirawak diperlukan guna memudahkan pekerjaan. Setelahnya baru penanganan.

Sejauh ini, petugas rutin membersihkan sampah dan sedimen yang menyumbat di sejumlah titik. Bahkan, drainase di pasar-pasar turut dinormalisasi.

"Sasaran GASS meningkatkan kinerja saluran drainase. Yang semula buntu, tak mengalir, dioptimalkan dengan normalisasi. Tujuannya agar air limpasan permukaan bisa cepat mengalir, imbuhnya.

Kinerja normalisasi drainase terus berkelanjutan. Tantangannya selain sampah dan sedimen, juga bangunan di atas drainase. Kasus itu dijumpai di Kedawung, Bareng, Glintung, Sumbersari, Tanjungrejo, Muharto di sepadan Sungai Metro dan Sungai Brantas. Penertiban menjadi kewenangan Satpol PP.

Pemkot optimal dalam mengatasi banjir. Saluran sekunder dibangun merambah Jalan Mayjen Sungkono. Di Sumpil dengan memperlebar saluran air. Selanjutnya mengurangi banjir di Sumbersari, termasuk membuat sudetan ke arah Kali Metro. Adapun sudetan Jalan Soekarno Hatta di dekat kampus Poltek.

"Sudetan itu solusi mengatasi luapan air, ucapnya.

Pada tahun 2022, Pemkot membuat saluran primer di Terusan Dieng, Kali Metro, Jupri sampai Jembatan Bandulan di Langsep. Upaya itu untuk mengurangi problem di Tanjungrejo dan Bareng.

"Tahun ini konsentrasi Sawojajar, membuat saluran primer. Tahun berikutnya membuat sistemnya, tandasnya.

Usai berbagai upaya penanganan, alhasil terjadi pengurangan genangan banjir saat hujan deras. Hasil kajian mengungkapkan fakta, air mengalir 15 menit lebih cepat ketimbang sebelumnya yang butuh waktu 45 menit. Dulu dan sekarang jelas sudah terlihat bedanya, manfaatnya pun nyata dirasakan masyarakat. (R2)

Editor : Redaksi

LAINNYA