Siang itu para sopir angkot sumeringah. Betapa tidak, bantuan yang ditunggu-tunggu sejak Februari lalu akhirnya cair, Jumat (14/4). Bantuan bahan bakar minyak (BBM) tahap pertama ini membuktikan Wali Kota Malang Sutiaji hadir di tengah masyarakat.
Bantuan sangat bermakna mengingat penghasilan sopir angkot semakin merosot lantaran sepi penumpang. Penurunan kegiatan ekonomi itu karena imbas pandemi, merebaknya transportasi online sampai adanya penyesuaian harga bahan bakar.
Karena itu, Pemkot Malang terdorong menyalurkan bantuan berupa subsidi BBM. Para sopir angkot menerima subsidi Rp300.000 per orang dengan total Rp1,050 miliar bersumber dari APBD.
"Mekanismenya sudah diatur dan disepakati. Semoga tahun depan, jumlahnya bisa lebih banyak," tegas Sutiaji saat penyaluran subsidi di terminal Arjosari.
Bahkan, Pemkot Malang akan menggulirkan bantuan peremajaan angkot. Dengan angkot yang layak, lanjutnya, bakal melengkapi moda transportasi yang semakin baik sehingga mengurai kemacetan. Bantuan itu pula guna menguatkan sopir angkot yang pendapatannya kian merosot.
"Sementara kita fasilitasi dengan bantuan BBM, ke depan akan kami carikan solusi seperti program revitalisasi. Mudah-mudahan nanti juga dapat memberikan kenyamanan bagi para penumpang angkutan umum. Kalau moda transportasi massal ini bisa kita kuatkan akan bisa mengurangi kemacetan," katanya.
Alhasil, para sopir angkot berterima kasih pada Sutiaji. Bantuan BBM ini sangat membantu di tengah sepinya penumpang.
Baca Juga : Dampak BBM Naik Gubernur Jatim Salurkan Bantuan Program Perlindungan Sosial
Rahman,62, sopir angkot jalur AG menyatakan kondisi berat dialami para sopir sejak beberapa tahun belakangan. Saban hari, ia mendapatkan Rp40.000 sampai Rp70.000.
Tetapi, warga Mergosono itu mengaku kerap tekor seperti yang dialami sopir lainnya. "Hari ini hanya ada tiga penumpang, artinya sejak pagi hari sampai siang hanya dapat uang Rp15.000," ungkap bapak empat anak yang memiliki tujuh cucu tersebut.
Sejauh ini, Rahman setia menggeluti pekerjaan sebagai sopir angkot meski penumpang kian berkurang lantaran beralih ke ojol. Ia menyadari perkembangan zaman tak bisa dibendung.
"Mau bagaimana lagi, ini sudah zamannya online. Ya bertahan saja karena memang ini pekerjaan saya," ucapnya.
Demikian juga dengan Shodikin,50, sopir angkot AMG. Warga Tajinan tersebut mengatakan Pemkot Malang hadir membantu para sopir yang sedang terpuruk karena sepinya penumpang. Shodikin tetap bertahan dengan angkotnya setelah berhenti jadi sopir truk. Ia mengaku terpaksa tetapi tetap berusaha bertahan.
"Saya berterima kasih pada Pemkot Malang yang memberikan bantuan BBM saat kondisi kami seperti ini. Penumpang sepi, tiap hari harus mengeluarkan uang untuk BBM dan makan," ujarnya.
[caption id="attachment_5706" align="alignnone" width="300"] Wali Kota Malang Sutiaji berbagi kebahagiaan dengan sopir angkot.[/caption]
Ada yang menarik saat Wali Kota Sutiaji bertemu sopir angkot. Ia sengaja membagikan uang secara spontanitas kepada para sopir.
Sutiaji menebar kebaikan untuk berbagi kebahagiaan itu pun disambut sangat antusias. Pasalnya, para sopir sontak saling rebutan untuk bersalaman.
"Itu biasa, spontanitas saya. Saudara-saudara kita masih ada yang perlu kita pedulikan. Uang seratus ribu menurut kita kecil, tapi menurut teman-teman (sopir angkot) itu besar sehingga sampai berdesakan," tutur Sutiaji.
Karena itu, Sutiaji mengimbau kepada mereka yang memiliki kelebihan harta benda agar berbagi pada warga yang membutuhkan.(R1)
Editor : Redaksi