Tahun 2023 menjadi tahun terakhir RPJMD Kota Malang, Jawa Timur. Tahun ini pula dinilai sangat strategis untuk menuntaskan target pembangunan.
Demikian diungkapkan Wali Kota Malang Sutiaji dalam memaknai refleksi 2023 dengan mengusung spirit menuntaskan kinerja dalam melayani masyarakat menjadi lebih baik lagi.
Kinerja yang dipacu itu sesuai misi menjamin akses dan kualitas pendidikan, kesehatan dan layanan dasar lainnya bagi semua warga.
Selanjutnya, mewujudkan kota produktif dan berdaya saing, berbasis ekonomi kreatif, keberlanjutan dan keterpaduan. Lalu, mewujudkan kota yang rukun dan toleran berasaskan keberagaman dan keberpihakan terhadap masyarakat rentan dan gender.
Termasuk memastikan kepuasan masyarakat atas layanan pemerintah yang tertib hukum, profesional dan akuntabel.
Kinerja Pemkot Malang saat ini terbilang moncer dengan indikator membaik pada indeks pembangunan manusia (IPM) yang melampaui target 2022 sebesar 82,00 terealisasi 82,71. Capaian yang terus meningkat itu karena pada 2019 sebesar 81,32, tahun 2020 sebesar 81,45 dan tahun 2021 sebesar 82,04.
Semua itu menjadi tolok ukur capaian kinerja pendidikan, kesehatan dan daya beli masyarakat. Bahkan, IPM itu tertinggi kedua setelah Kota Surabaya 82,74 sehingga hanya selisih 0,03 poin. Sedangkan IPM Kota Malang melampaui IPM Jatim 72,75 dan nasional 72,91.
Saat ini, umur harapan hidup di Kota Malang 73,76 tahun, lama sekolah 10,69 tahun dan pengeluaran per kapita Rp16,897 juta. Adapun kemiskinan menurun dengan angka 4,37% di bawah Jatim sebesar 10,38%. Kemiskinan Kota Malang juga turun 0,25% poin ketimbang 2021.
Capaian kinerja ini menunjukkan program pengentasan kemiskinan pascapandemi covid-19 berhasil. Kinerja membaik ditunjukkan dengan indeks pembangunan masyarakat turut meningkat semula 84,15 pada 2021 menjadi 84,83 pada 2022. Capaian kinerja itu berimbas menurunkan angka pengangguran sebesar 1,99% dari semula 9,65% pada 2021 menjadi 7,66% pada 2022.
Saat ini, penduduk usia kerja sebanyak 717.000 orang, warga yang bekerja 418.000 orang dan yang tidak bekerja 34.000 orang.
Sementara itu Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko, Selasa (28/3), menyatakan sudah banyak yang dicapai sejak 2018. Ia mengakui ada yang perlu ditingkatkan karena dua tahun pandemi merupakan masa sulit.
"Alhamdulillah Kota Malang mampu melewati," tuturnya.
Sekarang, lanjutnya, yang menjadi perhatian soal pertamanan, kemiskinan dan gini rasio. Termasuk mengatasi banjir. Saat ini, Pemkot Malang sudah membuat master plan banjir. Prosesnya hanya tinggal diperkuat melalui peraturan wali kota.
"Program memang ada hal-hal yang belum sesuai harapan, yaitu perkotaan dan pengangguran. Harapannya melalui MCC ada solusi. 17 subsektor ekonomi kreatif itu ada data, produk, aktivitas dan SDM, ada di sana semua. Terbukti sudah mengurangi angka pengangguran," imbuhnya.
Editor : Redaksi