Reporter : Peni Widarti
JATIMKINI.COM, Dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Tahun Buku 2024 yang berlangsung pada Kamis (22/5/2025) di Surabaya, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) sepakat untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham senilai Rp821 miliar.
Adapun nilai dividen yang dibagikan tersebut setara dengan 64,12% dari laba bersih Bank Jatim pada 2024 yakni sebesar Rp1,28 triliun. Nilai dividen yang dibagikan tahun ini adalah Rp54,71/lembar saham. Nilai itu naik dibandingkan pembagian dividen di tahun sebelumnya yakni Rp54,39/lembar saham.
Selain itu, dalam RUPS tersebut, bank berkode saham BJTM itu juga mengangkat Winardi Legowo sebagai calon Direktur Utama Bank Jatim berikutnya.
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengatakan RUPS ini tidak sekedar forum pertanggungjawaban korporasi, tetapi juga sebagai momen reflektif terhadap peran Bank Jatim dalam menggerakkan ekonomi daerah sekaligus dalam mendukung transformasi pembangunan di Jatim.
”Jatim saat ini berada di posisi sebagai center of gravity ekonomi Indonesia. Sebab, hampir 80% logistik Indonesia Timur disupply oleh Jatim. Momentum ini menjadi bukti nyata sinergi yang baik antara pemangku kepentingan, termasuk perbankan daerah seperti Bank Jatim,” ujarnya saat menghadiri RUPS BJTM.
Ia mengatakan pada 2024, pertumbuhan ekonomi Jatim tetap positif dan stabil di tengah tantangan global, yakni tumbuh 4,93% (semester to semester) dan pada kuartal I/2025 tumbuh 5% (YoY) di atas rata-rata nasional.
Capaian tersebut didorong oleh akselerasi investasi yang realisasinya dalam 6 tahun terakhir selalu mengalami peningkatan. Pada 2024 realisasi investasi Jatim mencapai Rp147,3 triliun atau meningkat 1,5% dari 2023. Secara nasional capaian ini berkontribusi 8,6%.
“Berbagai catatan itu tentunya mencerminkan kepercayaan investor terhadap iklim usaha di Jatim yang stabil dan semakin inklusif. Dukungan Bank Jatim dalam hal pembiayaan dan layanan perbankan yang adaptif sangat krusial dalam menjaga momentum ini,” ucapnya.
Peran sektor jasa keuangan termasuk perbankan daerah, lanjut Khofifah, menjadi pilar utama dalam mendukung strategi kemajuan-kemajuan di Jatim. Ia melihat adanya perkembangan yang signifikan dalam layanan keuangan terutama untuk memperkuat UMKM yang kontribusinya hampir 60% dari PDRB Jatim. Data OJK mencatat, Jatim menjadi provinsi dengan penyaluran kredit UMKM terbesar di Indonesia selama 5 tahun berturut-turut.
Khofifah juga mengakui bahwa Bank Jatim telah mengambil langkah konkrit melalui dukungannya dalam program Gaspol UMKM (Gerakan solusi permodalan UMKM) yang menjadi motor penggerak inklusi keuangan di sektor riil. Ini merupakan contoh keberpihakan terhadap sektor UMKM yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi Jatim sekaligus pilar ketahanan ekonomi masyarakat.
Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman mengatakan, tahun lalu menjadi tantangan bagi industri keuangan lantaran kondisi perekonomian yang dinamis sehingga perseroan ditutut untuk mampu beradaptasi dan membangun bisnis yang berkelanjutan baik.
“Namun di tengah tantangan itu, Bank Jatim justru mampu menciptakan sejarah baru dalam perjalanan sebagai suatu korporasi besar. Tentunya semua ini bisa kita raih karena dukungan dari Pemprov Jatim dan Pemkot/Pemkab se-Jatim dan juga OJK,” ujarnya.
Di tahun lalu, lanjut Busrul, BJTM berhasil melaksanakan aksi korporasi Kelompok Usaha Bank (KUB) dengan Bank NTB Syariah, sebagai amanah dari keputusan RUPS Tahunan Tahun Buku 2022. Kolaborasi KUB merupakan ikhtiar bersama Perseroan dengan beberapa BPD untuk menciptakan sinergi yang berkelanjutan di beberapa bidang. Seperti aspek permodalan, aspek keuangan dan business, serta aspek pendukung lainnya.
”Kami akan terus melanjutkan proses KUB dengan beberapa BPD yang lain di tahun ini seperti Bank Lampung, Bank NTT, Bank Sultra dan Bank Banten,” imbuhnya.
Busrul menambahkan, Bank Jatim akan terus berupaya membawa perseroan untuk terus beradaptasi dengan perubahan perilaku nasabah dan lingkungan bisnis terutama digitalisasi. Pada 2024, perseroan telah mengalokasikan anggaran Rp118,47 miliar untuk belanja modal dan operasional teknologi informasi guna mendukung performance layanan digital.
Editor : Redaksi