x
x

Makin Wuzzzz, Terminal Teluk Lamong Kenalkan Berthing Priority

Jumat, 02 Mei 2025 19:10 WIB

Reporter : Rochman Arief

JATIMKINI.COM, PT Terminal Teluk Lamong (TTL) baru saja menerbitkan layanan berthing priority untuk kapal curah kering. Terobosan layanan ini mengatur penjadwalan sandar kapal berdasarkan booking dari cargo owner atau shipping agent.

Sistem ini lebih menggantikan operasional yang lama, first in first out (FIFO) atau first in first serve. Namun operasional ini dikenal lebih optimal dalam memberikan percepatan layanan kepada pengguna jasa.

Secara operasional, layanan ini lebih memberi percepatan dan kepastian baik pemanduan maupun penundaan kapal. Di mana kapal sebelum atau setelah berangkat dari pelabuhan muat (loading port) bisa melakukan booking layanan di TTL.

“Ini merupakan inovasi yang agile, SOP (standard operating procedure) ini efektif dalam menunjang percepatan operasional. Inovasi ini perlu terus dilakukan untuk meningkatkan daya saing dan memperkuat sistem logistik Indonesia,” kata Kepala KSOP Utama Tanjung Perak Surabaya, Agustinus Maun.

Penerapan berthing priority ini telah melalui tahap uji coba sejak Oktober 2024. Hasil implementasi menunjukkan penurunan signifikan pada waktu tunggu tambat kapal (waiting time to berth), dari rata-rata 8,9 hari mejadi 1,6 hari pada penjadwalan tambat Mei 2025.

Dari perspektif pengguna jasa, sistem ini memberi berbagai manfaat. Misalnya penurunan risiko denda demurrage, efisiensi konsumsi BBM melalui pengaturan kecepatan pelayaran, serta potensi memperoleh dispatch dari pihak charterer atas percepatan proses bongkar muat.

Direktur Utama PT Terminal Teluk Lamong, David Pandapotan Sirait mengakui sistem ini merupakan komitmen perusahaan dalam memberikan keunggulan layanan.

“Melalui berthing priority system ini memberi transparansi, efisiensi, dan efektivitas bagi kapal curah kering untuk mendapatkan kepastian waktu di terminal,” David menjelskan.

TTL telah menyiapkan dermaga curah kering panjang 250 meter. Dermaga ini dilengkapi fasilitas modern dengan dua unit grab ship unloader (GSU), empat unit excavator, dua unit wheel loader dan conveyor system.

Semuanya langsung terhubung dengan gudang penyimpanan. Selain itu, TTL memiliki kedalaman perairan LWS -14 meter dan kapasitas bongkar mencapai 4.000 ton per jam. “Tentu fasilitasi ini mendukung pelayanan bongkar yang cepat dan efisien,” tegas David.

Keberhasilan implementasi SOP ini memerlukan kolaborasi antara regulator, operator, dan regional serta pengguna jasa. Ke depan TTL bersama KSOP Utama Tanjung Perak Surabaya akan melakukan sosialisasi kepada seluruh pihak terkait.

Implementasi ini ditandai dengan penandatanganan yang dihadiri Division Head Operasi Regional 3, Johanes Wahyu, Agustinus Maun dan David Sirait, pada Rabu, 30 April 2025.

Editor : Rochman Arief

IDUL ADHA 2025
Kopilot
LAINNYA