Produsen bata ringan bermerek Blesscon PT Superior Prima Sukses (SPS) menambah kapasitas produksi sebesar 300.000 m3 hingga 500.000 m3 di wilayah Krian - Sidoarjo untuk memenuhi kebutuhan pasar yang terus meningkat tahun ini.
Commercial Director Blesscon, Henrianto , mengatakan, penambahan kapasitas produksi tersebut dilakukan dengan cara mengakusisi pabrik bata ringan lain.
Melalui akusisi ini, nantinya total kapasitas produk bata ringan Blesscon akan menjadi 3 juta m3 per tahun, dari posisi saat ini sebesar 2,7 m3 per tahun, katanya dalam rilis, Rabu (8/3/2023).
Dia mengatakan, Blesscon ke depan akan terus melakukan ekspansi penambahan kapasitas produksi, namun tidak dilakukan dengan membangun pabrik baru, tetapi dengan mengakusisi pabrik bata ringan yang mungkin sudah tidak beroperasi atau rugi.
Akusisi pabrik bata ringan di Krian ini merupakan yang pertama kalinya kami lakukan, imbuhnya.
Menurut Henrianto, pulihnya perekonomian Indonesia dari berbagai sektor termasuk sektor properti membuat industri bata ringan semakin optimistis bahwa kinerja tahun ini bisa tumbuh signifikan.
Kalau tahun lalu pertumbuhan penjualan kita 11 persen, tetapi tahun ini kita optimistis penjualan bisa tumbuh 23 persen karena situasi perekonomian sudah membaik, orang sudah hidup normal, pendapatan kembali normal, dan renovasi yang tertunda bisa dilanjutkan lagi, jelasnya.
Untuk memperkuat pasar, Blesscon tahun ini juga akan menambah jaringan distributor baik di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Saat ini Blesscon memiliki sebanyak 7 distributor berskala nasional.
Saat ini kami sudah punya 510 unit truk untuk angkutan distribusi, ke depan kami akan tambah lagi sekitar 80 unit, imbuhnya.
Perlu diketahui, saat ini kapasitas roduksi bata ringan Blesscon mencapai 2,7 m3 per tahun, yang terdiri dari pabrik di Mojokerto 400.000 m3 per tahun, Lamongan 700.000 m3 per tahun, Line 1 pabrik Sragen 900.000 m3 per tahun dan Line 2 pabrik Sragen 700.000 m3 per tahun. Blesscon juga telah menguasai pangsa pasar di kawasan Jogja Raya dan Solo Raya sebesar 70 persen, dan pangsa pasar di wilayah Jatim baru sekitar 30 persen.
Editor : Redaksi