Reporter : Rochman Arif
JATIMKINI.COM, Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah menurunkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) dari 5,49 persen tahun 2022 menjadi 4,88 persen tahun 2023. Sebanyak 37 dari 38 kota/kabupaten di Jawa Timur mampu menurunkan TPT. Satu-satunya daerah yang TPT naik adalah Sumenep dari 1,36 menjadi 1,71 persen (2023).
Penurunan TPT Jatim membuat Pemerintah Kabupaten Sidoarjo mulai cemas. Masalahnya Kota Delta ini menjadi satu-satunya daerah yang tingkat penganggurannya tertinggi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim mencatat TPT Sidoarjo dari 8,80 persen turun 8,05 persen tahun 2023.
“Saya ketar ketir angka pengangguran masih tinggi. Meski turun, tapi tidak signifikan,” kata Kepala Dinas Tenaga Kerja Sidoarjo, Ainun Amalia, di sela musyawarah kabupaten Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sidoarjo, Selasa (24/9/2024).
Kekhawatiran Ainun cukup beralasan. Sebab Sidoarjo merupakan kota penyangga Surabaya atau biasa disebut Ring I. Status ini sejajar dengan Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Pasuruan, Gresik, dan Surabaya yang memiliki banyak industri. Tetapi penurunan TPT di Surabaya, Gresik, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Mojokerto tidak sama dengan Sidoarjo.
“Saya perlu bantuan dari rekan-rekan pengusaha Apindo di Sidoarjo. Bukalah lapangan kerja seluas luasnya. Kami tidak sedang monopoli atau mendiskreditkan, saya hanya minta pengusaha memberi peluang, agar ada kesempatan kerja yang lebih baik,” urainya.
Mengacu data BPS Jatim, penurunan pengangguran di Sidoarjo tidak sebanding dengan daerah nonindustri, seperti Kota Batu dan Bangkalan. Pengangguran di Kota Batu turun dari 8,43 persen menjadi 4,52 persen. Sedangkan Bangkalan dari 8,05 persen menjadi 6,18 persen.
Ketua DPK Apindo Sidoarjo terpilih, Sukiyanto berjanji membantu menurunkan angka pengangguran. Menurutnya, ada tiga golongan pengangguran. Pertama karena SDM punya kemampuan tapi tidak ada kemauan, sedangkan alasan lain kemauan tidak didukung kemampuan.
“Nah, tugas kami mengatasi pengangguran karena ada kemampuan dan kemauan, tapi tidak ada kesempatan. Kami akan memberi kesempatan, tetapi tetap butuh sinergi dengan pemerintah,” jelas Yanto, sapaannya.
Menurut pengusaha multisector ini, pemerintah perlu memilah penyebab tingginya pengangguran. Sebab, dari sisi pengusaha hanya mampu menyediakan lapangan kerja. Apabila persoalan ini diatasi bersama, tinggal kedua pihak meningkatkan iklim investasi.
Editor : Rochman Arif