x
x

Abdurrahim Si Tukang Kebun Jadi Dosen IIB Darmajaya

Jumat, 06 Sep 2024 13:26 WIB

Reporter : Ilham Dary Athallah

JATIMKINI.COM, Di tengah kesibukan dan aktivitas mahasiswa di perpustakaan Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya, sebuah kampus swasta di Lampung, terdapat sosok yang selalu menyapa dengan senyum ramahnya. Sosok ini adalah Abdurrahim, yang lebih dikenal dengan nama Mbah Saring. Mengenakan peci khasnya, pria kelahiran Desa Soelitair Solok Sumatera Barat pada 17 Februari 1974 ini, menyimpan kisah inspiratif tentang perjalanan hidup yang penuh dengan ketekunan dan semangat untuk belajar.

Mbah Saring memulai kariernya di IIB Darmajaya sebagai tukang kebun. Dalam peran yang tampaknya sederhana itu, ia menunjukkan dedikasi yang luar biasa, bekerja dengan ikhlas dan tekun. Namun, semangat belajar yang terus menyala di dalam dirinya tidak pernah padam.

“Saya saat itu sebagai tukang kebun di kampus, melihat anak-anak belajar, tentu jadi ingin ikut belajar. Seingat saya, pertama kali saya jadi tukang kebun di kampus ini, di tahun 1990an,” kenang Mbah Saring saat diwawancarai jatimkini.com.

Berkat semangat ini, Mbah Saring mendapatkan beasiswa dari Yayasan Alfian Husin, yang memungkinkannya melanjutkan pendidikan di Program Studi Sistem Informasi IIB Darmajaya. Dengan usaha keras, ia berhasil meraih gelar sarjana, sebuah pencapaian yang menjadi titik balik dalam hidupnya.

Tak berhenti di situ, Mbah Saring melanjutkan pendidikan hingga ke jenjang S2 dan meraih gelar Magister Pendidikan Agama Islam dari Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. Kini, selain menjalankan tugas sebagai staf perpustakaan, ia juga berbagi ilmu sebagai dosen Mata Kuliah Dasar Umum Agama Islam. Setiap hari, Mbah Saring dengan teliti mengelola ribuan buku dan materi digital, membantu mahasiswa menemukan referensi yang tepat untuk penelitian mereka.

Keramahan dan ketulusan hati Mbah Saring menjadikan perpustakaan IIB Darmajaya lebih dari sekadar tempat mencari ilmu. Ia selalu siap membantu mahasiswa, memberikan bimbingan, dan memastikan mereka merasa diterima dengan sepenuh hati. Prinsip hidupnya, “Beramal itu seperti melempar batu ke laut, tidak perlu diingat lagi,” tercermin dalam dedikasi tanpa pamrih yang ia tunjukkan setiap hari, tanpa mengharapkan pujian atau balasan.

Dr. Ir. H. Firmansyah YA, M.B.A., M.Sc., Sekretaris Yayasan Alfian Husin, yang telah lama mengenal Abdurrahim, tidak bisa menyembunyikan kekagumannya.

“Abdurrahim, atau Mbah Saring, adalah contoh nyata dari seseorang yang menjalani hidup dengan ketekunan dan dedikasi. Dari seorang tukang kebun hingga menjadi penjaga ilmu pengetahuan dan dosen yang menginspirasi banyak orang. Kehadirannya di kampus ini adalah bukti bahwa dengan tekad dan kerja keras, setiap langkah kecil dapat membawa perubahan besar dalam hidup seseorang,” ungkapnya.

Kisah hidup Mbah Saring bukan hanya tentang menjaga buku dan sumber ilmu, tetapi juga tentang menyalakan api semangat bagi setiap orang yang berinteraksi dengannya. Perjalanan hidupnya adalah bukti bahwa tidak ada batasan bagi mereka yang berani bermimpi dan bekerja keras untuk mewujudkannya. Mbah Saring telah membuktikan bahwa dengan ketekunan dan tekad, segala sesuatu mungkin untuk dicapai.

Editor : Ali Topan

LAINNYA