JATIMKINI.COM, Madrasah Ibtidaiyah (MI) Bilingual Al-Ikhlas (MIBA) di Desa Sengguruh, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, bakal semakin maju dan berkembang. Betapa tidak, PLN Nusantara Power UP Brantas hadir dengan menerapkan program pengembangan pendidikan di sekolahan setempat.
Senior Manager UP Brantas, Arfan mengatakan PLN NP UP Brantas senantiasa membangun sinergi dan kolaborasi untuk pengembangan pendidikan. Karena itu, PLN NP UP Brantas menandatangani kesepakatan bersama Program Pengembangan MIBA.
"Semoga dengan kerja sama ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan sekolah alam, salah satunya penguatan literasi digital," tegas Arfan.
Kerja sama Program Pengembangan MI Alam Bilingual Al-Ikhlas ini ditandatangani oleh Senior Manager UP Brantas, Arfan bersama Kepala Sekolah MIBA Rihana yang didampingi oleh Pemilik Yayasan Wahana Saujana Cita, Prof. Wahyudi Siswanto, Senin (26/8).
Hadir dalam kegiatan itu, Manager Business Support PLN NP UP Brantas, Assistant Manager SDM, Umum & CSR, serta Officer CSR UP Brantas. Sedangkan dari pihak sekolah, yaitu
Kepala Sekolah Rihana, Pemilik Yayasan Wahana Saujana Cita, Prof. Wahyudi Siswanto dan para guru.
Kepala Sekolah MIBA, Rihana mengapresiasi kiprah PLN Nusantara Power UP Brantas yang begitu peduli dalam memajukan pendidikan.
"Kami ucapkan terima kasih kepada PLN NP UP Brantas yang sudah bersedia terlibat dalam mendukung pengembangan MIBA. Kami senang, anak-anak akan mendapat pengalaman baru, salah satunya peningkatan literasi," terang Rihana.
Madrasah Ibtidaiyah Bilingual Al-Ikhlas (MIBA) adalah sekolah alam setara Sekolah Dasar (SD) yang terletak di Desa Sengguruh, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.
Prof. Wahyudi Siswanto selaku pemilik Yayasan Wahana Saujana Cita mendirikan sekolah ini karena beliau memang suka dengan alam, ingin ada titik balik pendidikan dasar, hingga salah satunya terinspirasi dari Sekolah Laskar Pelangi.
"Lasker Pelangi yang viral dalam mengenyam pendidikan dengan segala keterbatasannya, benar-benar menjadi inspirasi berdirinya MIBA," ujar Prof. Wahyudi Siswanto.
Sekolah alam yang berdiri 15 tahun lalu ini juga mendidik siswa inklusi. Anak-anak "calon penghuni surga" ini, sebut Prof. Wahyudi, diberi ruang terbuka untuk berinteraksi dengan anak-anak lainnya sehingga bisa mendapat hak pendidikan yang sama.
"Mimpinya, MIBA menjadi sekolah yang beragam dengan kualitas pendidikan yang baik," ucapnya.
Adapun program-program pengembangan MI Alam, antara lain Gerakan Terima Kasih PLN, Pustaka Semesta, Laboraotorium Karya Seni & Teknologi Tepat Guna, Ruang Terapi, Outbond & Sport Edukatif, hingga Pusat Jagong Pendidikan Indonesia. Rencananya, program-program ini akan diwujudkan dalam 5 tahun ke depan.
"Pustaka Semesta akan menjadi pusat kegiatan belajar yang dinamis dan inspiratif. Tujuannya, literasi siswa meningkat, begitu pula digital mindset sudah terbentuk sejak pendidikan dasar," tutur Prof. Wahyudi.
Sumber: PLN NP UP Brantas
Editor : Bagus Suryo