x
x

Dampak Kenaikan Harga Minyak Goreng Perajin Tempe Mulai Menjerit

Jumat, 07 Jan 2022 22:22 WIB

JatimKini

Perajin keripik tempe di sentra industri tempe Sanan, Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jatim, menuntut operasi pasar minyak goreng.

Pasalnya sejak kenaikan harga minyak goreng yang terjadi sejak November 2021, para perajin belum menerima bantuan, termasuk operasi pasar.

"Belum ada operasi pasar maupun bantuan subsidi apa pun dari pemerintah," tegas perajin keripik tempe Sanan Malang Reni Kurniawan, Jumat (7/1/2022).

Ia menjelaskan harga minyak goreng berbagai jenis melonjak. Bahkan, jenis curah langka di pasaran, sehingga perajin beralih ke kemasan. Harganya pun bervariasi. "Harga minyak goreng curah 17 kg sebelumnya Rp222 ribu sekarang Rp300 ribu. Curah memang lebih mahal, tapi barangnya tidak ada," katanya.

Karena itu ia beralih ke minyak goreng kemasan refil dengan harga Rp227 ribu per kardus isi enam bungkus, per bungkus 2 liter. Perajin keripik camilan khas Malang lainnya, Laili Afrida menyatakan membeli minyak goreng kemasan isi 15 kg Rp285 ribu dari harga sebelumnya Rp260 ribu.

"Belum ada operasi pasar, kami minta pemerintah segera membantu perajin tempe," ungkapnya.

Sejauh ini 100 perajin yang tergabung dalam Koperasi Tahu Tempe (Kopti) Bangkit Usaha Sanan juga belum melihat upaya pemerintah dalam mengendalikan harga di Kota Malang.

"Belum ada operasi pasar. Harga minyak goreng kemasan 15 kg sekarang Rp285 ribu, seebelumnya Rp260 ribu. Kenaikan terjadi sejak November tahun lalu," tuturnya.

Editor : Redaksi

LAINNYA