Reporter : Alvian Yoananta
JATIMKINI.COM, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Salahudin Uno melalui daring saat puncak Semarak Java Coffee Culture (JCC) & Festival Peneleh 2024 di Jalan Tunjungan Surabaya pada Minggu (7/7/2024) malam menyebut bahwa komoditas kopi tidak hanya sekedar bahan minuman tetapi telah menjadi pilar penting dalam pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia.
Untuk itu, Sandi mendorong seluruh stakeholder agar bersinergi dalam meningkatkan kualitas dan promosi kopi Indonesia di kancah internasional melalui momentum gelaran JCC dan Festival Peneleh pada 5 - 7 Juli 2024.
"Kopi memiliki posisi sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Komoditas ini menjadi salah satu trigger tumbuhnya banyak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Mari kita manfaatkan momen ini. Saya yakin kita mampu menjadikan kopi Indonesia sebagai komoditas unggulan dan berdaya saing tinggi di kancah internasional," ujarnya, dikutip dalam rilis, Senin (8/7/2024).
Komoditas kopi sendiri telah menjadi salah satu sumber unggulan dari ekonomi nasional. Data Food and Agriculture Organization (FAO) atau Organisasi Pangan dan Pertanian dunia menunjukkan Indonesia adalah satu dari tiga negara produsen kopi terbesar di dunia. Lebih dari 98% produksi kopi Indonesia adalah dari petani yang ada di desa, termasuk desa di Jatim.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti mengatakan upaya pengembangan yang dilakukan Bank Indonesia terhadap potensi komoditas kopi dan wisata sejarah pada gelaran JCC dan Festival Peneleh 2024 ini dilakukan melalui 3 hal. Pertama, peningkatan eksposur, daya saing, dan penjualan domestik maupun ekspor kopi Jawa sebagai komoditas unggulan yang potensial untuk diekspor,
Kedua, diversifikasi produk olahan dan jasa Kopi Jawa melalui peningkatan value added. Ketiga, peningkatan eksposur Kawasan Wisata Sejarah Peneleh serta Kota Lama dalam rangka mendorong pengembangan ekonomi kreatif yang berkelanjutan.
“Penyelenggaraan Java Coffee Culture dan Festival Peneleh 2024 ini merupakan bentuk kontribusi nyata Bank Indonesia, bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Jatim maupun Pemkot Surabaya untuk mengoptimalisasi potensi komoditas unggulan kopi dan wisata sejarah dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” ucapnya.
Dengan mengusung tema ‘Sinergi dalam Secangkir Kopi Pengupas Potensi Ekonomi & Harmoni Bangsa’, JCC dan Festival Peneleh 2024 terdiri dari 2 klaster kegiatan, yaitu Festival Peneleh (5 dan 6 Juli 2024) dan JCC (5 - 7 Juli 2024).
Rangkaian Festival Peneleh meliputi Lomba Sapta Pesona (pre-event), Opening Ceremony, Pasar dan Hiburan Rakjat Peneleh, Peneleh Heritage Track, sementara rangkaian JCC meliputi Lomba Story Produk Kopi (preevent), Workshop, Talkshow, Business Matching dan Cupping Experience, Showcasing UMKM Kopi dan Coklat se-Jawa, Fun Walk (Road to FEKDI), Latte Art Competition, QRIS Jelajah Indonesia (Road to FEKDI), Hall of Fame Kopi, Rangkaian Atraksi dan Teaterikal Palagan Gunungsari, dan ditutup dengan puncak Semarak JCC & Festival Peneleh 2024.
Berbagai inisiasi sinergi antar institusi dan pelaku usaha untuk mendukung pengembangan ekspor kopi dan pariwisata yang dilakukan pada kegiatan selama 3 hari ini yang meliputi kegiatan launching Sinergi Kerjasama Wisata Peneleh dengan Travel Agent” yang merupakan salah satu kawasan
hunian tertua dan otentik yang dimiliki Surabaya, lalu Launching Toko Cinderamata Peneleh, serta penandatangan Letter of Intent (LoI) antara UMKM kopi dengan eksportir. Lebih lanjut, Bank Indonesia turut mendukung pelestarian wastra nusantara melalui kegiatan ‘Fashion Show: Pesona Wastra Jawa by BI Fashionpreneur” yang ditampilkan pada acara puncak Semarak JCC.
Dalam JCC dan festival itu tercatat ada sebanyak 19.521 pengunjung offline, dan sebanbyak 25.000 pengunjung online melalui kanal Youtube. Dari jumlah pengunjung langsung, sekitar 2.000 orang di antaranya mengikuti kegiatan Road to FEKDI: Fun Walk pada pagi hari.
Kegiatan ini turut melibatkan 67 UMKM binaan/mitra Bank Indonesia pada showcase UMKM Kopi dan Coklat se-Jawa, serta buyer dari dalam dan luar negeri pada Business Matching yang mencapai nilai transaksi sekitar Rp30 miliar, di atas target capaian sebesar Rp16 miliar.
Editor : Peni Widarti