JATIMKINI.COM, Penjabat Wali Kota Malang Wahyu Hidayat getol menyambangi UMKM untuk menindaklanjuti masukan para pelaku usaha saat Program Ngobrol Mbois Ilakes atau Ngombe.
Sebelumnya, Wahyu mengunjungi sentra industri tempe dan keripik tempe di Sanan. Lalu mendatangi sentra kerajinan tangan rotan di Jalan Bulu Tangkis, Kelurahan Tasikmadu, Kecamatan Lowokwaru.
Setelah itu, ia meninjau UMKM Omah Daster Eva, Bolen Malang dan kedai arem-arem di Jalan Borobudur Agung, Kelurahan Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru.
Terbaru, Wahyu menyambangi sentra UMKM raket di Kampung Raket Malang, Jalan Kemantren II Nomor 26, Bandungrejosari, Kecamatan Sukun, Sabtu (22/6).
“Saya melihat secara langsung bagaimana proses produksi dan pemasaran. Termasuk permasalahan yang dihadapi oleh mereka. Ini bagian Program Ngombe. Saya minta Diskoperindag kooperatif dengan UMKM, masalahnya apa, lalu segera ditangani agar mereka berdaya," tegas Wahyu.
Wahyu sebagai Sahabat UMKM melihat langsung kemajuan UMKM sembari memetakan berbagai persoalan mereka dalam mengembangkan usaha.
Sahabat UMKM, lanjutnya, merupakan para pemangku kepentingan yang peduli membantu pelaku usaha semakin berkembang. Mereka tersebar di seluruh kelurahan, RT dan RW.
Menurut Wahyu, keberadaan Sahabat UMKM telah memberikan dampak positif yang imbasnya menumbuhkan perekonomian.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Malang Eko Sri Yuliadi menyatakan Sahabat UMKM melakukan pendataan dengan tujuan agar pelaku usaha lebih maju, berkembang dan berdaya saing. Progres pendataan terus meningkat semula 19.000 UMKM terkurasi menjadi 21.270 UMKM. Harapannya, setahun ini ada 30.000 UMKM terkurasi.
“Sahabat UMKM mendata yang belum bekerja menjadi bekerja, yang mikro bisa naik kelas menjadi kecil dan menengah,” tutur Eko.
Bahkan, Sahabat UMKM bukan saja berdialog untuk mengetahui potensi dan memberikan solusi, melainkan juga menyalurkan bantuan sarana prasarana yang mereka butuhkan.
“Sarana dan prasarana usaha mikro untuk menjalankan kegiatan bisnis kita support,” katanya.
Eko menjelaskan fasilitasi dan pembinaan digencarkan terutama soal mutu dan kualitas produk, pemasaran, klinik UMKM, perizinan usaha, digital marketing dan digital branding. Termasuk membantu kemudahan akses permodalan melalui perbankan. Selain itu, pelaku usaha diedukasi untuk meningkatkan literasi keuangan agar mereka bankable.
Saat ini, Pemkot Malang sudah memiliki aplikasi belanja UMKM Malpro (Malang Beli Produk Lokal) dan Kemis Mbois yang mewajiban aparatur sipil negara mengenakan pakaian produk UMKM setiap hari Kamis. Kebijakan itu membuka peluang lebar bagi UMKM tumbuh dan berdaya.
Sejauh ini, kinerja Sahabat UMKM berkontribusi menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran. Sesuai data BPS, persentase penduduk miskin di Kota Malang menurun, pada 2021 sebanyak 4,62% atau 40.620 jiwa, tahun 2022 sebanyak 4,37% atau 38.560 jiwa, dan tahun 2023 sebanyak 4,26% atau 37.780 jiwa. Penurunan angka kemiskinan itu di antaranya karena andil dan kontribusi UMKM.
Editor : Bagus Suryo