x
x

Produk UMKM Semakin Mendunia, Wahyu Hidayat: Kampung Rotan Menjadi Destinasi Pariwisata

Minggu, 16 Jun 2024 18:53 WIB

Reporter : Bagus Suryo

JATIMKINI.COM, Penjabat Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menyatakan bakal mengembangkan sentra industri rotan menjadi destinasi pariwisata. Pasalnya, produk yang dihasilkan perajin telah mendunia.

Di kampung rotan tersebut para pelaku UMKM kerap melayani konsumen dari berbagai negara. Konsumen mancanegara demen berbagai produk anyaman rotan dari Kota Malang karena sudah terkenal lebih berkualitas.

"Saya ingin Pemkot Malang hadir dan berharap kualitas tetap terjaga. Di Kelurahan Tasikmadu ini bisa menjadi destinasi pariwisata sebagai kampung rotan," tegas Wahyu Hidayat saat menyambangi kampung rotan di Jalan Bulu Tangkis, Kelurahan Tasikmadu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Minggu (16/6).

Wahyu menjelaskan produk kerajinan tangan berbahan rotan ini berkualitas unggul. Karena itu, pembeli dari Bali mengakui produk buatan perajin sehingga mereka menjadi pelanggan setia. Bahkan, pasarnya juga dari orang Belanda. Mereka kerap memesan kursi rebah berbagai model. Termasuk pelanggan dari Turki dan Italia memesan dibuatkan singgasana atau kursi raja. Kursi model itu seharga Rp1,2 juta. Dijual di Bali bisa mencapai Rp6 juta sampai Rp10 juta.

Sejauh ini, tantangan para perajin rotan skala UMKM belum memanfaatkan promosi berbasis digital dalam mengembangkan usaha. Yang mereka lakukan sebatas melayani order dengan cara pesan langsung di lokasi, yakni pembeli biasanya menghubungi melalui telepon meminta dibuatkan sejumlah kerajinan tangan.

Setelah ada kesepakatan, lalu pengorder membayar uang muka. Selanjutnya, pesanan bisa diambil di tempat sesuai jadwal yang telah disepakati.

Itu sebabnya Wahyu akan memberikan dukungan dalam hal pembinaan agar produk rotan buatan para perajin memiliki pasar lebih luas. Promosi berbasis digital akan dikembangkan karena bermanfaat untuk meningkatkan kapasitas penjualan.

Di sisi lain, Pemkot Malang membantu meningkatkan kualitas produk sehingga ada jaminan mutu yang berimbas menaikkan kepercayaan pada pelanggan. Bila demikian, penjualan akan berkelanjutan sehingga mendongkrak pendapatan warga.

"Saya minta Diskoperindag dan Lurah Tasikmadu menggelar seminar dan pelatihan untuk meningkatkan mutu produk agar kerajinan rotan semakin terkenal dan memiliki pasar yang luas. Terpenting membantu promosi melalui berbagai pameran," ujarnya.

Kampung rotan ini, lanjutnya, akan terus dikembangkan selain menjadi destinasi pariwisata juga untuk mendongkrak perekonomian masyarakat. Gencar promosi menjadi yang utama dengan mengembangkan platform digital sehingga akses pasar terbuka lebar berimbas meningkatkan penjualan dan penghasilan.

Pembeli meningkat

Perajin rotan, Misfandi dan Solikah mengatakan animo pembeli meningkat selama dua tahun terakhir. Pemesan terbanyak dari Bali dan lokal Malang selain konsumen berbagai negara.

"Selama 2 tahun ini sampai kewalahan melayani pesanan. Produk paling laris keranjang sampah dan berbagai model keranjang. Sekali kirim bisa 100 set, per setnya isi 3 produk seharga Rp225.000," tutur Musfandi.

Musfandi menggeluti usaha kerajinan rotan sejak 1977 sampai sekarang. Bapak tiga anak ini membuat produk anyaman rotan berupa tas, keranjang, vas bunga, kaca hias, wadah lampu, meja dan kursi berbagai model serta beragam produk aksesori.

Perajin mematok harga anyaman keranjang sampah berbahan rotan, pelepah pisang dan eceng gondok Rp75.000 per produk. Ada keranjang model tertentu yang pengerjaannya lebih rumit dan halus dengan harga sesuai order. Biasanya, para pedagang di Bali menjual kembali produk keranjang buatan perajin Rp500.000 hingga Rp1 juta per produk.

Kendati demikian, penghasilan perajin cukup lumayan karena meraup bisa keuntungan rata-rata Rp10 juta per bulan.

Editor : Redaksi

LAINNYA