Reporter : Bagus Suryo
JATIMKINI.COM, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur, menjadi kecamatan berprestasi karena berhasil menurunkan stunting. Partisipasi aktif masyarakat menjadi kunci keberhasilan tersebut.
Kecamatan Lowokwaru meraih Penghargaan Pencegahan Stunting Terbaik di Kota Malang tahun 2023 bersama Kecamatan Klojen dan Kecamatan Sukun.
"Penanganan stunting menjadi tanggung jawab bersama. Di setiap kelurahan punya jargon dan moto sebagai spirit percepatan penurunan stunting," tegas Camat Lowokwaru Rudi Cahyono Catur Utomo, Senin (27/5).
Rudi mengungkapkan kiat menangani stunting melibatkan peran aktif masyarakat. Penanganan secara kolaboratif menggunakan pendekatan crosscutting program melibatkan organisasi perangkat daerah.
Kecamatan, kelurahan, puskesmas dan posyandu sebagai ujung tombak. Adapun intervensinya secara spesifik, sensitif dan pilar.
"Kami secara rutin melakukan mini lokakarya, prosesnya melibatkan berbagai pihak," katanya.
Ada yang menarik, inovasi muncul dari warga. Di Kelurahan Tunjungsekar, para aparatur sipil negara membangun kesadaran. Mereka membeli telur ayam 1 kg per orang untuk diberikan kepada keluarga rawan stunting. Sebanyak 12 kelurahan rutin menggelar sekolah orang tua hebat.
Edukasi melibatkan Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) dan kader posyandu menyentuh rumah tangga, pasangan usia subur dan ibu menyusui.
Di Kelurahan Tasikmadu, kader posyandu bersama PKK menyambangi warga sembari melakukan pemutakhiran data. Dalam konteks ini, seluruh kelurahan berkomitmen secepatnya zero stunting.
Saat ini, jumlah balita di Kecamatan Lowokwaru yang diperiksa sebanyak 6.529 anak dengan jumlah balita stunting (sangat pendek dan pendek) sebanyak 709 anak. Penanganan balita yang menerima intervensi spesifik sebanyak 528 anak. Akhirnya, upaya kolaboratif berhasil membuat 92 balita sembuh pada Februari 2024.
Sedangkan angka stunting di Kota Malang sebesar 17,3% berdasarkan SKI (Survei Kesehatan Indonesia). Berdasarkan laporan E-PGGBM bulan Februari 2024 cut off per tanggal 17 Maret 2024 menunjukan penurunan dibanding tahun 2023 semula 8,68% menjadi 8,38%.
Capaian kinerja itu tak membuat tim penanganan stunting Kecamatan Lowokwaru kendur. Justru, mereka semakin kerja keras secara optimal.
"Sekarang kami penguatan data melibatkan tim pendamping keluarga," ujarnya.
Rudi menjelaskan pemutakhiran data lengkap keluarga diperlukan agar target kinerja penanganan stunting lebih terukur dan jelas. Selain itu, upaya penanganan akan lebih intensif secara kolaboratif. Pada gilirannya konvergensi penanganan lebih fokus dan baik.
Sementara itu, Penjabat Wali Kota Malang Wahyu Hidayat mengapresiasi seluruh perangkat daerah dalam menangani stunting secara kolaboratif dan lintas sektoral.
"Saya mengapresiasi seluruh kelurahan, kecamatan, maupun puskesmas atas berbagai inovasi untuk menurunkan stunting yang telah dilakukan," tutur Wahyu.
Sebab, lanjutnya, keberhasilan menurunkan stunting tidak bisa dilakukan sendiri, melainkan membutuhkan upaya kolaboratif dari berbagai perangkat daerah bahkan elemen masyarakat.
Editor : Bagus Suryo