JatimKini
Universitas Brawijaya (UB), Malang, Jawa Timur, memberikan solusi pengentasan kemiskinan melalui pemberdayaan perempuan. Pasalnya, perempuan sangat rentan selama pandemi covid-19 sehingga mereka memerlukan penguatan.
Selama masa pemulihan ekonomi pascapandemi, UB menawarkan model pengentasan kemiskinan bisa menjadi solusi.
"Pengentasan kemiskinan harus dilihat inputnya, penyebab, proses dan harus tegas capaiannya," tegas guru besar Fakultas Pertanian UB Keppi Sukaesih, Selasa (18/10).
Ia menjelaskan solusi pengentasan kemiskinan berbasis partisipasi masyarakat cocok diterapkan pada daerah dengan angka kemiskinan cukup besar.
"Yang dilakukan pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan lebih pada rekomendasi," imbuhnya.
Selama pandemi, lanjutnya, kemiskinan perempuan meningkat ketimbang laki-laki. Pendapatan mereka berkurang terutama yang bekerja di sektor industri, perdagangan dan buruh migran. Bahkan, ketahanan pangan perempuan merosot.
"Hasil penelitian perempuan, tingkat ketahanan pangan ibu-ibu merosot. Mereka hanya bisa memenuhi basic needs, itu yang kelompok ketahanan pangannya rentan termasuk mereka yang ter PHK," katanya.
Mereka yang putus hubungan kerja pun membutuhkan bantuan dan penguatan. Setelah mereka membuka usaha baru untuk bertahan hidup usai PHK tetap perlu pendampingan.
Terkait ketahanan pangan, lanjutnya, di Jawa Timur relatif aman sehingga tidak terjadi krisis pangan sampai kelaparan. Sektor pertanian masih menjadi andalan meski hal itu berbeda dengan daerah lainnya.
Di daerah tertentu, beban pertanian kian berat. Rasio lahan dengan orang yang bergantung pada lahan itu sudah tidak seimbang. Lahan yang terdistribusi pun tidak merata memicu problem sosial.
Karena itu, selain mengamankan kebutuhan pangan, pemerintah harus memperhatikan kemerataan pangan.
"Kelompok miskin perlu diperhatikan, perempuan harus dapat perhatian khusus. Bantuan agar mengarah pada penguatan berimbas pada peningkatan pendapatan," pungkasnya.
Editor : Redaksi