x
x

Arus Petikemas Subholding Pelindo di 2024 Ditarget 12,1 Juta TEUs 

Rabu, 07 Feb 2024 16:41 WIB

Reporter : Peni Widarti

JATIMKINI.COM, PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) memproyeksikan kinerja arus petikemas tahun ini bisa mencapai 12,1 juta TEUs atau meningkat dibandingkan realisasi 2023 sebanyak 11,53 juta TEUs.

Corporate Secretary SPTP, Widyaswendra menjelaskan, untuk mencapai target tersebut, SPTP akan menggali potensi pembukaan rute baru baik internasional dan domestik bersama perusahaan pelayaran. SPTP juga akan melakukan kegiatan pemasaran bersama perusahaan pelayaran untuk program kontainerisasi muatan yang selama ini masih menggunakan kapal non peti kemas.

“Kolaborasi rute tol laut dengan rute hub and spoke bersama pelayaran komersial juga menjadi salah satu upaya yang akan dilakukan oleh PT Pelindo Terminal Petikemas untuk meningkatkan arus peti kemas yang dilayani di erminal yang dikelola oleh perseroan,” ujarnya, Rabu (7/2/2024).

Dia memeparkan, pada tahun lalu, arus petikemas di pelabuhan yang dikelola SPTP sebesar 11,53 juta TEUs telah mengalami pertumbuhan 2,63% dibandingkan 2022 yang hanya sebesar 11,23 juta TEUs.

Arus peti kemas 2023 terdiri dari 3,62 juta TEUs petikemas internasional yang mengalami pertumbuhan 3,9% (yoy), dan petikemas domestik sebanyak 7,91 juta TEUs atau mengalami pertumbuhan 0,5% (yoy).

“Peningkatan arus petikemas internasional ini dipicu oleh adanya penambahan rute petikemas internasional oleh perusahaan pelayaran,” imbuhnya.

Pada 2023, lanjut Widyaswendra, SPTP mencatat sedikitnya terdapat penambahan 20 layanan rute baru yang melalui di IPC TPK, TPS Surabaya dan Terminal Teluk Lamong. Terdapat 9 rute baru yang dilayani di IPC TPK, 6 rute di TPS Surabaya, dan 5 rute baru di Terminal Teluk Lamong.

Direktur The National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi, menyebut upaya kontainerisasi muatan dapat menjadi salah satu upaya SPTP untuk meningkatkan pertumbuhan arus petikemas. 

“Tak hanya itu, untuk mendukung upaya kontainerisasi SPTP perlu melakukan pembenahan di sejumlah pelabuhan yang ada di wilayah timur Indonesia agar mampu digunakan untuk kegiatan peti kemas,” katanya.

Ia juga menilai, perluasan sektor industri di wilayah timur juga dapat mendukung peningkatan arus peti kemas. Selama ini industri masih terpusat di wilayah barat khususnya Pulau Jawa. Sehingga kebanyakan peti kemas yang dikirim ke wilayah timur Indonesia akan kembali dalam posisi kosong (empty).

“Potensi muatan peti kemas di wilayah timur Indonesia masih cukup tinggi, utamanya berkaitan dengan hasil tangkapan laut atau perikanan dan hasil bumi lainnya namun kita juga perlu perhatikan apakah pelabuhan yang ada di daerah sudah dapat mendukung bongkar muat peti kemas ataupun fasilitas berpendingin,” kata Siswanto.

Di sisi lain, upaya untuk meningkatkan arus petikemas luar negeri dapat dilakukan dengan penyediaan terminal yang berfungsi sebagai transshipment hub. Namun begitu, kata Siswanto, perlu dilakukan kajian yang menyeluruh bersama semua pihak termasuk pemerintah. 

Keberadaan ekosistem yang kuat mulai dari kemudahan bunker, lokasi berlabuh, sistem keuangan dan pembayaran, pemanduan dan penundaan kapal, dan hal lainnya sangat dibutuhkan dalam mewujudkan transhipment hub internasional yang dimimpikan.

“Pertarungan di sektor tersebut akan sangat berat, kita ketahui ada negara tetangga yang sudah menguasai pasar, sehingga kita perlu memperkuat diri terlebih dahulu untuk siap bersaing langsung dengan mereka di selat Malaka,” katanya.

Adapun hingga Desember 2023, SPTP mengelola 32 terminal peti kemas yang dioperasikan oleh 17 cabang dan 7 anak perusahaan. Sejumlah kantor cabang di daerah meliputi TPK Belawan, TPK Perawang, TPK Semarang, TPK Nilam, TPK Bagendang Bumiharjo, TPK Banjarmasin, TPK New Makassar, TPK Tarakan, TPK Pantoloan, TPK Bitung, TPK Kendari. Selanjutnya TPK Ambon, TPK Kupang, TPK Ternate, TPK Sorong, TPK Jayapura, dan TPK Merauke.

Anak perusahaan adalah PT IPC Terminal Petikemas, PT Terminal Petikemas Surabaya, PT Terminal Teluk Lamong, PT Berlian Jasa Terminal Indonesia, PT Prima Multi Terminal, PT Prima Terminal Petikemas, dan PT Kaltim Kariangau Terminal.

 

 

 

 

 

 

 

Editor : Redaksi

LAINNYA